Selasa, 18 Maret 2014
Dinasty Rothchild & Kekejaman Zionis
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢ
ﻭَﻟَﻦ ﺗَﺮْﺿَﻰٰ ﻋَﻨﻚَ ﺍﻟْﻴَﻬُﻮﺩُ ﻭَﻟَﺎ ﺍﻟﻨَّﺼَﺎﺭَﻯٰ ﺣَﺘَّﻰٰ ﺗَﺘَّﺒِﻊَ ﻣِﻠَّﺘَﻬُﻢْۗ ﻗُﻞْ ﺇِﻥَّ
ﻫُﺪَﻯ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻫُﻮَ ﺍﻟْﻬُﺪَﻯٰۗ ﻭَﻟَﺌِﻦِ ﺍﺗَّﺒَﻌْﺖَ ﺃَﻫْﻮَﺍﺀَﻫُﻢ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺟَﺎﺀَﻙَ ﻣِﻦَ
ﺍﻟْﻌِﻠْﻢِۙ ﻣَﺎ ﻟَﻚَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻦ ﻭَﻟِﻲٍّ ﻭَﻟَﺎ ﻧَﺼِﻴﺮ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya
petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)".
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu.
( Al-Baqarah : 120 )
"Dinasty Rothschild & Kekejaman Zionis"
Oleh: Andrew C. Hitchcock Penulis Buku “The Synagogue of Satan”
Nun jauh di negeri sana, sebuah gelombang kekuatan lahir, yang akan mencengkeram dunia dari semua sudut. Politk, ekonomi, rekayasa militer, propaganda,
pembunuhan keji, ataupun menghancurkan kehidupan melalui utang-utang perbankan dan monopoli uang dunia.
Fakta lainnya adalah saat ini, 90% orang Yahudi di dunia adalah keturunan dari Khazar, atau yang lebih sering disebut sebagai Yahudi Ashkenazi. Orang-orang ini berbohong kepada seluruh dunia bahwa tanah Israel adalah tanah leluhur mereka, padahal kampung halaman sebenarnya dari nenek moyang mereka ada di Georgia yang terletak 800 mil dari Israel.
Dan apapun cerita yang telah kita dengar, pada saat masa inilah sejarah kehancuran peradaban manusia pun dimulai. Zaman kelam ini dimulai tepatnya pada tanggal 23 Februari 1744, ketika seorang pria Yahudi Ashkenazi (orang-orang Yahudi dari ras Turki-Mongolia yang hidup berabad-abad lalu di Kerajaan Khazaria, yang diintegrasi ke dalam kekaisaran Rusia), bernama Mayer Amschel Bauer, putera dari Moses Amschel Bauer, dilahirkan di Frankfurt, Jerman. Pria inilah kemudian yang akan menurunkan Dinasti Rothschild, kekuatan dinasti uang dan propaganda anti- semit yang berhasil mendirikan Negara Israel di tanah Palestina. Mayer Amschel Bauer merubah namanya menjadi Mayer Amschel Rothschild setelah kembali ke Frankfurt pasca kematian ayahnya. Sebelumnya dia menetap di Hanover, Jerman, dan bekerja di sebuah bank. Kembalinya Mayer Amschel Rothschild ke Frankfurt untuk meneruskan usaha ayahnya yang merupakan seorang peminjam uang (pemberi kredit) dan pemilik sebuah rumah
pembukuan. Pada saat inilah, Mayer Amschel Rothschild mengendalikan
pentingnya “Heksagram Merah” ayahnya yang digantung di atas pintu masuk, yang melambangkan atau diterjemahkan menjadi angka 666, yang dibawah instruksi Rothschild akan menjadi bendera Israel sekitar 2 abad kemudian.
Mayer Amschel Rothschild menikah dengan seorang wanita Yahudi Ashkenazi yang bernama Gutle Schnaper, puteri dari Wolf Solomon Schnaper, seorang pedagang kenamaan, Dari pernikahanya ini, dia dikarunia 5 anak laki-laki dan 5 anak perempuan.
Tabel Keturunan Mayer Amschel
Rothschild:
TANGGAL LAHIR
NAMA JENIS
KELAMIN USIA WAFAT
1 20 Agustus 1771 Schönche Jeannette Rothschild P 88 thn 1859
2 12 Juni 1773 Amschel Mayer Rothschild L 82 thn 6 Desember 1855
3 9 September 1774 Salomon Mayer Rothschild L 81 thn 28 Juli 1855
4 16 September 1777 Nathan Mayer Rothschild L 59 thn 28 Juli 1836
5 2 Juli 1781 Isabella Rothschild P 80 thn 1861
6 29 Agustus 1784 Babette Rothschils P 86 thn 1870
7 24 April 1788 Kalmann (Carl) Mayer Rothschild L 67 thn 10 Maret 1855
8 1 Mei 1790 Julie Rothschild P 25 thn 19 Juni 1815
9 1791 Henriette (“Jette”) Rothschild P 75 thn 1866
10 15 Mei 1792 Jacob (James) Mayer Rothschild L 76 thn 15 November 1868
Yang menarik dari Dinasti Rothschild adalah penetapan 6 hukum keluarga, yang terdapat dalam surat wasiat Mayer Amschel Rothschild setelah dia meninggal,
yaitu:
1. Jabatan kunci bisnis keluarga dipegang oleh anggota keluarga
2. Anggota keluarga laki-laki yang boleh ikut dalam bisnis keluarga
3. Keluarga Rothschild akan kawin dengan sepupu-sepupu pertama dan kedua untuk
melestarikan kekayaan keluarga
4. Inventaris publik mengenai tanahnya tidak boleh dipublikasikan
5. Tidak ada tindakan hukum sehubungan dengan nilai warisan
6. Putera tertua dari putera tertua menjadi kepala keluarga, dan hanya bisa diubah setelah sebagian besar anggota keluarga menyetujui hal lainnya.
Dinasti Rothschild di Amerika
1791: Keluarga Rothschild dapat “mengendalikan uang suatu negara” lewat Alexander Hamilton (utusan mereka di kabinet George Washington), ketika mereka mengatur sebuah bank sentral di Amerika Serikat yang disebut “First Bank of the United States” Bank ini didirikan dengan sebuah piagam 20 tahun. Kondisi ini jelas berhubungan erat dengan pernyataan Mayer Amschel Rothschild pada tahun 1790: “Cuma saya yang menerbitkan dan mengendalikan uang suatu negaradan saya tidak peduli siapa yang menulis hukumnya”.
1811: Setelah 20 tahun, piagam Bank of the United States milik Keluarga Rothschild kadaluwarsa dan suara yang dipungut di Konggres menentang pembaruannya.
Hal tersebut membuat Nathan Mayer Rothschild (anak ke-4 Mayer Amschel Rothschild) mengeluarkan ancaman untuk memberi pelajaran kepada orang-orang Amerika dan membuat status mereka menjadi kolonial lagi.
1812: Dengan didukung oleh uang Rothschild dan perintah dari Nathan Mayer Rothschild, Inggris menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Tujuan penyerangan ini untuk membuat Amerika Serikat terlilit utang yang besar sehingga menyerah kepada Inggris dan piagam Bank of the United States kembali diperbarui. Namun karena Inggris masih sibuk melawan Napoleon, mereka tidak bisa mengalahkan Amerika, dan perang pun berakhir pada tahun 1814 dengan Amerika tidak terkalahkan.
1816: Konggres Amerika meluluskan sebuah rancangan undang-undang yang mengizinkan satu bank sentral yang dikuasai Rothschild, yang kemudian terkenal dengan sebutan “Second Bank of the United States” , dengan sebuah piagam yang berlaku selama 20 tahun. Setelah 12 tahun kemudian, Second Bank of the United States membuat rakyat Amerika muak karena praktek manipulasi ekonomi dengan meraih keuntungan besar dan merugikan rakyat, sehingga musuh-musuh bank ini menominasi Senator Andrew Jackson untuk Tennessee agar mencalonkan diri menjadi
presiden.
Sialnya bagi Keluarga Rothschild, Jackson memenangkan pencalonan presiden dan mulai memecat 2.000 orang dari 11.000 pegawai Pemerintah Federal, sebagai aksi melawan bank Rothschild.
1832: Perlawanan Presiden Jackson semakin terlihat, Second Bank of the United States yang dikuasai Rothschild meminta Konggres meluluskan pembaruan piagam, 4 tahun lebih cepat. Konggres menyetujui usulan tersebut yang menyebabkan Presiden Jackson memveto rancangan undang-undang tersebut. Pada bulan Juli tahun yang sama, Presiden Jackson maju untuk kedua kalinya pada pencalonan presiden Amerika. Di sisi lain, Keluarga Rothschild yang memusuhinya selama masa kampanye pemilihan presiden, menghabiskan lebih dari 3.000.000 Dollar untuk membantu Senator Henry Clay dari Partai Republik untuk mengalahkan Jackson, Meski kemudian, Presiden Jackson memenangkannya dengan selisih suara yang amat banyak pada November 1832.
Setelah terpilih, Presiden Jackson mulai memindahkan deposito pemerintah dari Second Bank of the United States ke bank-bank yang langsung dipimpin oleh bankir-bankir mandiri. Peristiwa ini menjadi sejarah penting bagi Amerika karena Presiden Jackson adalah satu-satunya Presiden yang pernah lunas membayar utang, dengan menebus angsuran terakhir utang negara.
1835: Perseteruan antara Presiden Jackson dan Keluarga Rothschild, mengakibatkan aksi pembunuhan terhadap presiden. Tapi ajaib, kedua pistol si pembunuh meleset. Belakangan Presiden Jackson mengklaim tahu bahwa Keluarga Rothschild bertanggung jawab atas usaha pembunuhan tersebut. Bahkan si pembunuh bayaran, Richard Lawrence, yang dianggap tidak bersalah dengan alasan gangguan jiwa, belakangan membual bahwa orang-orang kuat di Eropa yang telah menyewa dia dan berjanji akan melindunginya kalau dia tertangkap.
1836: Presiden Andrew Jackson berhasil melempar bank sentral Rothschild keluar dari Amerika, setelah berakhir dan tidak diperbarui kembali piagam bank tersebut.
Seiring perjalanan waktu, Dinasti Rothschild memiliki hasrat untuk menguasai kembali Amerika, ditandai dengan perkembangan bisnis katun antara kaum ningrat Amerika Selatan dan Pabrik katun di Inggris. Katun itu diangkut dari Amerika ke Perancis dan Inggris dengan kapal-kapal milik Rothschild.
1860: Keluarga Rothschild juga secara hati-hati memanipulasi penduduk dengan berkonspirasi dengan politisi-politisi setempat yang mereka genggam. Hal ini menyebabkan pemisahan diri Carolina Selatan pada Desember 1860. Hanya beberapa minggu kemudian, 6 negara bagian lain bergabung dengan konspirasi melawan Serikat dan membentuk sebuah negara pecahan “Confederate States of Amerika (Amerika Sekutu)” dengan Jefferson Davis sebagai presidennya. Inilah awal dari perseteruan Selatan dan Utara Amerika, buah dari hasil propaganda Keluarga Rothschild.
1861: Propaganda Dinasti Rothschild terus berlanjut, bahkan setelah Presiden Abraham Lincoln dilantik. Mereka memberikan pinjaman kepada Napoleon III Prancis (sepupu Napoleon dari perang Waterloo) sebesar 210 juta franc untuk merampas Meksiko, lalu memangkalkan pasukan di sepanjang perbatasan Selatan Amerika Serikat, mengambil keuntungan dari perang saudara Amerika. Sementara itu, Inggris menyusul dengan menggerakkan 11.000 pasukan ke Kanada dan menempatkan pasukan mereka di sepanjang perbatasan utara Amerika. Presiden Lincoln tahu dia berada dalam masalah, bersama Sekretaris Bendahara, Salomon P. Chase, mereka berangkat ke New York untuk mengajukan pinjaman yang dibutuhkan untuk mendanai Departemen Pertahanan Amerika. Keluarga Rothschild kemudian memberikan instruksi kepada bank-bank Amerika yang dibawah kontrol mereka, untuk menawarkan pinjaman dengan bunga 24 % sampai 26 %. Presiden Lincoln pun menolak ini seperti yang mereka duga dan kembali ke Washington.
1863: Tsar Rusia, Alexander II (1855-1881), yang juga memiliki masalah dengan Keluarga Rothschild karena menolak tawaran terus-menerus untuk mendirikan bank sentral di Rusia, memberikan bantuan tak terduga kepada Presiden Lincoln. Sang Tsar membuat perintah, jika Inggris dan Perancis terlibat aktif dan campur tangan dalam perang saudara Amerika dengan membantu Selatan, Rusia akan memihak Presiden Lincoln. Lalu Sang Tsar mengirim sebagian dari Armada Pasifiknya untuk berlabuh
di San Fransisco dan sebagian lainnya berlabuh di New York.
Dalam kurun waktu ini juga, Keluarga Rothschild menggunakan salah seorang dari mereka sendiri di Amerika, John D. Rockefeller (salah seorang Rothschild lewat garis darah perempuan), untuk membentuk bisnis minyak bernama “Standard Oil” yang pada akhirnya mengalahkan semua pesaingnya.
1865: Tepatnya pada tanggal 14 April, atau setelah 41 hari setelah pelantikannya yang kedua, Presiden Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth di Ford’s Theater. Dia meninggal akibat lukanya, kurang dari 2 bulan sebelum perang saudara Amerika berakhir. Lebih dari 70 tahun kemudian, cucu perempuan Booth yang bernama Izola Forrester, memberikan bocoran di dalam bukunya tentang Booth, “This One Mad Act” , bahwa Booth dipesan melakukan pembunuhan ini oleh orang-orang kuat di Eropa (Keluarga Rothschild). Pernyataan ini dikuatkan oleh seorang Jaksa Kanada bernama Gerald G. Mcgeer yang mengatakan, bahwa pembunuhan Lincoln dilakukan oleh bankir-bankir internasional (sebutan untuk Keluarga Rothschild karena setengah kekayaan dunia mereka kuasai dari pusat-pusat perbankan yang mereka miliki di seluruh dunia). Menyusul satu masa latihan singkat di Bank London Keluarga Rothschild, Jacob Schiff (seorang Rothschild yang lahir di rumah mereka di Frankfurt) tiba di Amerika pada usia 18 tahun dengan instruksi dan uang yang diperlukan untuk membeli sebagian usaha rumah perbankan di sana. Tujuannya adalah:
1. Mendapatkan kendali sistem uang Amerika dengan mendirikan sebuah bank sentral
2. Mencari orang-orang yang akan menjadi antek-antek “Illuminati” dan mempromosikan mereka ke posisi tinggi di Pemerintah Federal, Konggres, Mahkamah Agung dan semua badan Federal
3. Membuat kelompok minoritas cekcok di seluruh penjuru negeri, khususnya isu perseteruan kaum kulit putih dan hitam
4. Membuat gerakan untuk menghancurkan agama di Amerika Serikat dengan Kristen sebagai sasaran utama.
1869: Dalam kaitan persekongkolan ini, menarik untuk dicermati pernyataan Rabi
Reichorn di pemakaman Rabi Besar Simeon Ben-Iudah: “Berkat kekuatan dahsyat bank- bank internasional kita, kita telah memaksa orang kristen berperang tanpa jumlah. Perang punya nilai istimewa bagi orang Yahudi, karena orang Kristen saling membantai sehingga ada ruang lebih luas bagi kita orang Yahudi. Perang adalah panen Yahudi, dan bank-bank Yahudi menjadi gemuk saat orang Kristen berperang. Lebih dari 100 juta orang Kristen telah tersapu dari muka bumi berkat perang, dan ini belum berakhir”.
1871: Seorang Jenderal Amerika bernama Albert Pike, yang telah terbujuk ikut “illuminati” oleh Guiseppe Mazzini (seorang pemimpin revolusioner Italia, yang dipilih oleh “Illuminati” untuk memimpin program revolusioner
mereka di seluruh dunia), menyelesaikan cetak biru militernya untuk 3 perang dunia dan berbagai macam revolusi di seluruh penjuru dunia. Perang dunia pertama , dipecahkan untuk menghancurkan Tsar di Rusia, sebagaimana dijanjikan oleh Nathan Mayer Rothschild pada 1815.
Perang dunia kedua, digunakan untuk menyulut kontroversi antara fasisme dan zionisme politis dengan penindasan Yahudi di Jerman. Ini adalah unsur terpenting untuk membawa kebencian terhadap orang-orang Jerman. Dan perang dunia ketiga , dimainkan dengan menggerakkan kebencian terhadap dunia muslim demi mengadu dunia Islam dan zionis politik.
Albert Pike sendiri adalah Komandan Besar Kedaulatan untuk Yurisdiksi Selatan Scottish Rite of Freemasonry pada tahun 1859, yang merupakan Freemason terkuat di Amerika.
1880: Utusan-utusan Rothschild mulai menyulut rangkaian pembasmian ras di Rusia, Polandia, Bulgaria dan Rumania. Pembasmian-pembasmian ini mengakibatkan dibantainya ribuan orang Yahudi, menyebabkan sekitar 2 juta orang melarikan diri ke New York, Chicago, Philadelphia, Boston dan Los Angeles. Namun, beberapa orang yang dibantu dengan uang Rothschild mulai bermukim di Palestina.
Alasan-alasan pembantaian- pembantaian ini adalah menciptakan sebuah basis Yahudi yang besar di Amerika. Lalu mereka dididik untuk memberikan suara Demokrat.
Dan sekitar 20 tahun kemudian, orang-orang terdepan Rothschild seperti Woodrow Wilson terpilih ke kursi presiden untuk menjalankan perintah Keluarga Rothschild. Di Amerika, kekuatan Dinasti Rothschild juga menembus dunia jurnalisme. Ini tergambar jelas dari pernyataan John Swinton, seorang jurnalis ulung, yang marah dalam sebuah jamuan makan karena seseorang mengajaknya bersulang untuk kebebasan pers:
“Saat ini dalam sejarah dunia, di Amerika tidak ada yang namanya kebebasan pers. Kalian tahu itu dan saya tahu itu. Tidak ada satu pun di antara kalian yang berani menulis pendapat kalian dengan jujur, dan kalau kalian melakukannya, kalian sudah tahu bahwa pendapat itu tidak akan pernah dicetak. Saya dibayar perminggu untuk menjauhkan pendapat jujur saya dari koran tempat saya bekerja. Kalian juga ada yang dibayar dengan harga serupa untuk hal-hal seperti itu, dan siapa pun di antara kalian yang dengan bodohnya menulis pendapat jujur akan terlantar di jalanan mencari pekerjaan baru. Kalau saya membiarkan pendapat jujur saya muncul di salah satu terbitan koran saya, sebelum 24 jam pekerjaan saya sudah melayang. Tugas para jurnalis adalah menghancurkan kebenaran, berdusta sama sekali, menyesatkan, memfitnah, menjilat kaki dewa kekayaan dan menjual negara dan rasnya demi sesuap nasi sehari-hari. Kalian tahu itu dan saya tahu itu, dan kebodohan apa ini mengajak kita bersulang bagi kebebasan pers? Kita adalah alat- alat pengikut orang-orang kaya di balik panggung. Kita adalah dongkrak, mereka menarik benang lalu kita menari. Bakat kita, kemungkinan kita, dan hidup kita
semua, adalah milik orang lain. Kita adalah pelacur intelektual”.
1907: Seorang Rothschild, Jacob Schiff, kepala Kuhn Loeb and Co., dalam sebuah pidato kepada Dewan Perniagaan New York, memperingatkan:
“Kalau kami tidak mendapatkan sebuah bank sentral dengan kendali yang cukup atas sumber kreditnya, negara ini akan mengalami kepanikan uang yang paling parah dan luas jangkauannya dalam sejarah”.
Mendadak Amerika terjebak di tengah-tengah krisis financial yang dikenal sebagai “Panik 1907” . Krisis tersebut lalu melumatkan kehidupan jutaan orang Amerika. 1912: George R. Conroy, dalam majalah Truth terbitan Desember, menggambarkan Jacob Schiff sebagai ahli strategi keuangan. Dia bahu-membahu bersama Kelurga Harriman, Keluarga Gould dan Keluarga Rockefeller di semua perusahaan rel kereta api dan telah menjadi kekuatan dominan dalam bisnis rel kereta api dan kekuatan financial Amerika. Jacob Schiff juga mendirikan ADL atau Anti-Demafation League (Liga Anti-Penistaan) sebagai cabang B’nai n B’rith (didirikan oleh orang-orang Yahudi di New York City sebagai sebuah kelompok lokal Mason) di Amerika Serikat. Organisasi ini diciptakan untuk mengidentifikasi orang-orang yang menentang tindakan-tindakan ilegal orang-orang elit Yahudi atau konspirasi global Rothschild sebagai “Anti-Semit” dan menentang ras Yahudi secara keseluruhan.
1913: Tepatnya tanggal 31 Maret, J. P Morgan (penguasa Wall Street) meninggal. Dia dikira sebagai orang terkaya di Amerika, tapi wasiatnya mengungkapkan bahwa dia hanya memiliki 19 % perusahaan J. P Morgan. Sedangkan 81 % sisanya dimiliki oleh Keluarga Rothschild. Pada tahun yang sama, orang- orang Yahudi mendirikan bank sentral terakhir di Amerika yang masih berdiri sampai sekarang ini, yaitu “Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara” , untuk mendapatkan dukungan dari publik, mereka dengan kurang ajar menyatakan bahwa sebuah bank sentral yang bisa mengekang inflasi dan depresi. Padahal, bank sentral didirikan untuk memanipulasi
asupan uang untuk menyebabkan inflasi dan depresi. Penting untuk dicatat, bahwa
Federal Raserve atau Bank Cadangan Negara adalah perusahaan swasta, bukan Federal dan tidak punya cadangan apapun. Dan diperkirakan bahwa labanya melebihi 150 miliar Dollar pertahun, tapi Federal Reserve tidak pernah sekalipun dalam sejarah menerbitkan laporan keuangannya. Beberapa bukti telah tersingkap tentang siapa sebenarnya yang memiliki Federal Reserve, yaitu bank-bank berikut ini:
1. Rothschild Bank of London
2. Warburg Bank of Hamburg
3. Rothschild Bank of Britain
4. Lehman Brothers of New York
5. Lazard Brothers of Paris
6. Kuhn Loeb Bank of New York
7. Israel Moses Seif Banks of Italy
8. Goldman Sachs of New York
9. Warburg Bank of Amsterdam
10. Chase Manhattan Bank of New York
Semua ini adalah Bank Rothschild.
1919: Pada tanggal 30 Mei, sebuah pertemuan tambahan dari “Konferensi Perdamaian Versailles” diadakan di Hotel Majestic di Paris. Di sana diputuskan bahwa sebuah organisasi akan didirikan untuk memberikan nasehat (mengendalikan) apa yang dilakukan pemerintah. Lembaga ini disebut “Institute of International Affairs (Lembaga Urusan Internasional)” , yang akan bermetamorfosis menjadi 2 cabang:
1. Royal Institute of International
Affairs (RIIA) di Inggris pada
tahun 1920, dan
2. Council on Foreign Relations
(CFR) di Amerika Serikat pada
tahun 1921
Menariknya, tuan rumah Konferensi Perdamaian Versailles dan ketua pertemuan tambahan dari konferensi ini adalah Baron Edmond de Rothschild. Baron Edmond de Rothschild adalah anak termuda dari Jacob (James) Mayer Rothschild (putera bungsu dari Mayer Amschel Rothschild), hasil dari pernikahannya dengan dengan kopanakannya sendiri, Betty von Rothschild, anak perempuan Salomon Mayer Rothschild (Putera ke-3 dari Mayer Amschel Rothschild). Di samping itu, munculnya CFR (Council of Foreign Relations atau Dewan Hubungan Luar Negeri) di Amerika di bawah perintah Jacob Schiff, yang didirikan oleh orang Yahudi Ashkenazi, yaitu Bernard Baruch dan Kolonel Edward Mandell House.
Keanggotaan CFR pada awalnya sekitar 1.000 orang di Amerika Serikat. Keanggotaan ini termasuk bos-bos industri di Amerika, semua bankir internasional berbasis Amerika dan kepala semua yayasan mereka yang bebas pajak. Pada dasarnya mereka adalah semua orang yang memberikan modal yang diperlukan bagi siapa pun yang ingin mencalonkan diri untuk kursi Konggres, Senat atau Presiden. Tugas pertama CFR adalah mendapatkan kendali pers. Tugas ini diberikan kepada John D. Rockefeller yang mendirikan sejumlah majalah berita nasional seperti Life and Time. Rockefeller mendanai Samuel Newhouse (seorang Yahudi) untuk membeli dan mendirikan secara besar- besaran serentetan surat kabar di seluruh penjuru negeri. Dia juga mendanai orang yahudi lainnya, Eugene Meyer, yang akan membeli banyak penerbitan seperti Washington Post, Newsweek dan The Weekly Magazine.
Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara mengklaim bahwa mereka akan melindungi negara terhadap inflasi dan depresi. Namun antara tahun 1929 dan 1933, mereka mengurangi asupan uang sampai 33 %. Bahkan Milton Friedman, pakar ekonomi pemenang penghargaan nobel, menyatakan hal berikut ini dalam sebuah wawancara radio pada Januari 1996:
“Federal Reserve jelas menyebabkan depresi besar yang menyusutkan jumlah uang yang beredar sampai sepertiganya dari 1929 sampai 1933”.
Di saat depresi besar ini terjadi, jutaan Dollar Amerika dihabiskan untuk membangun ulang Jerman akibat kerusakan yang diderita selama Perang Dunia I, untuk persiapan Keluarga Rothschild berikutnya yaitu Perang Dunia II. Menariknya, uang yang
dipompakan ke Jerman untuk membangunnya sebagai persiapan Perang Dunia II masuk ke bank- bank German Thyssen yang berafiliasi dengan kelompok Harriman yang dikendalikan oleh Keluarga Rothschild di New York. Antara tahun 1930 dan 1935, Elizabeth Donnan menerbitkan bukunya yang terdiri dari 4 jilid, “Document Illustrative of the History of the Slave Trade to America (Dokumen Bergambar tentang Sejarah Perdagangan Budak ke Amerika)” .
Buku ini menunjukkan bahwa orang Yahudi mendominasi perdagangan budak Afrika ke Amerika dan setidaknya 15 kapal yang digunakan untuk mengangkut para budak dimiliki oleh Yahudi, beberapa di antaranya sangat erat berkaitan dengan Keluarga Rothschild. Untuk menipu pihak berwenang bahwa tidak ada orang Yahudi yang terlibat, mereka sering mengganti semua kru dan kapten non- Yahudi.
1936: Pada 3 Oktober, seorang pejabat Konggres dari Partai Republik, Louis T. McFadden, Ketua House Banking and Currency Committee (Komite Rumah Perbankan dan Mata Uang) diracun sampai mati. Ini adalah usaha pembunuhan ketiga terhadap dirinya. Sebelumnya dia pernah selamat dari keracunan dan ditembak dengan senjata api.
McFadden adalah pengkritik setia Federal Reserve dan kelompok kriminal Yahudi yang ada dibaliknya. Di Bretton Woods, New Hampshire, IMF dan Bank Dunia (awalnya disebut International Bank for Reconstruction and Development atau IBRD – nama Bank Dunia baru diadopsi mulai 1975) disetujui dengan keikutsertaan penuh Amerika Serikat. IMF diberikan kuasa untuk menerbitkan sebuah uang perintah dunia yang bernama “Special Drawing Rights (Hak Tarik Istimewa) atau SDR’s” . Negara- negara anggota pada akhirnya akan ditekan untuk membuat mata uang mereka sepenuhnya bisa ditukar dengan SRD’s.
IMF dikendalikan oleh Dewan Gubernurnya, yang juga merupakan kepala bank-bank sentral yang berbeda atau kepala departemen-departemen bendahara bermacam-macam negara yang dikuasai oleh bank- bank sentral mereka. Kekuatan pemungutan suara di IMF juga memberikan Amerika Serikat dan Inggris (Federal Reserve dan Bank of England – kedua-duanya dikuasai Kelurga Rothschild)
kendali penuh atas dirinya.
1948: Pada musim semi tahun ini Keluarga Rothschild menyogok Presiden Harry S. Truman (Presiden ke-33 Amerika Serikat,1945-1953) untuk mengakui Israel sebagai negara berdaulat dengan 2 juta Dollar yang mereka berikan padanya untuk rangkaian kampanyenya.
Pada tengah malam 14 Mei 1948, negara Israel secara resmi diproklamirkan di Tel Aviv, sebelas menit kemudian Presiden Truman menyatakan Amerika Serikat sebagai negara asing pertama yang mengakuinya.
1963: Pada 22 November, Presiden John F. Kennedy dibunuh oleh Keluarga Rothschild. Mungkin di antara alasan yang utama dibunuhnya Kennedy adalah fakta bahwa dia memastikan kepada Perdana Menteri Israel, David Ben- Gurion, bahwa dalam keadaan apapun dia tidak akan setuju Israel menjadi negara nuklir. Surat kabar Israel, Ha’aretz, pada tanggal 5 February 1999 dalam sebuah ulasan tentang sebuah buku Avner Cohen yang berjudul “Israel and the Bomb” , menyatakan:
“Pembunuhan Presiden Amerika John F. Kennedy mendadak mengakhiri tekanan besar yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika terhadap Pemerintah Israel untuk menghentikan program nuklir. Buku ini menyiratkan bahwa kalau Kennedy tetap hidup, diragukan apakah Israel dewasa ini bisa membuat nuklir”.
1973: Pada 15 April, Senator Demokrat dari Arkansas, J. William Fulbright, menyatakan hal berikut ini di televisi CBS, sehubungan dengan kekuatan Yahudi di Amerika:
“Senat Amerika Serikat tunduk kepada Israel, Israel mengendalikan Senat. Ini sudah sangat sering ditunjukkan, dan inilah yang membuat pemerintah kesulitan”.
Pada tahun ini juga, George J. Laurer, seorang pegawai IBM yang dikendalikan oleh Keluarga Rothschild, menciptakan UPC (Universal Product Barcode) yang pada akhirnya akan dipasang pada setiap barang yang diperdagangkan di seluruh dunia dan membawa nomor 666 (Heksagram Merah Mayer Amschel Rothschild).
1993: Mantan penjabat Konggres Paul Findley, menerbitkan bukunya yang berjudul “Deliberate Deceptions: Facing the Fact About the U.S-Israeli Relationship (Muslihat yang Disengaja: Menghadapi Fakta tentang Hubungan AS-Israel)” . Di dalam buku ini dia menulis daftar 65 Resolusi Anggota PBB yang menentang Israel dari periode 1955 sampai 1992, dan Amerika Serikat memveto 30 Resolusi demi Israel.
Kalau AS tidak membuat veto, ada 95 Resolusi yang menentang Israel. Namun, 65 Resolusi yang menentang Isarel tersebut, berjumlah lebih banyak dari semua Resolusi yang diluluskan untuk menentang negara-negara lain jika digabungkan sekaligus. Israel tidak peduli dengan pandangan PBB, jika anda mau mempertimbangkan bukti yang pernah ada, bahwa kurang dari 2 minggu setelah serangan Israel terhadap USS Liberty (serangan yang dirancang untuk mengkambinghitamkan Mesir, sehingga AS terdorong untuk berperang melawan Mesir),
Menteri Luar Negeri Israel, Aba Ebon, membuat pernyataan tentang PBB, sebagaimana yang dilaporkan The New York Times pada 19 Juni 1967:
“Kalau pun General Assembly (Majelis Umum) memungut suara sampai 121 suara berbanding 1 mendukung Israel kembali ke garis gencatan senjata (perbatasan pra- Juni 1967), Israel akan menolak tunduk terhadap keputusan tersebut”.
“Mereka adalah peminjam uang dan kontraktor utang besar di dunia. Konsekuensinya adalah negara- negara di dunia mengerang diinjak sistem-sistem pajak dan utang negara yang besar. Mereka adalah musuh terbesar bagi kebebasan”. (Lord Harrington)
1995: Pada 21 Oktober, mantan agen Mossad, Victor Ostrovsky, yang menerbitkan 2 buku yang memaparkan kegiatan-kegiatan Mossad, muncul di acara pagi televisi Kanada, Canada AM, bersama jurnalis Israel bernama Yosef Lapid, mantan Kepala Televisi Israel, via hubungan satelit. Yosef Lapid memanggil Mossad untuk mencari Ostrovsky di Kanada untuk membunuhnya, karena telah menulis 2 buku yang membocorkan kegiatan mereka ini. Karena Mossad Israel tidak bisa membunuh Ostrovsky di Kanada tanpa menyebabkan insiden diplomatis. Yosef Lapid mengatakan secara langsung diacara itu, bahwa:
“Saya harap ada seorang Yahudi yang baik di Kanada yang mau melakukan tugas itu untuk kita”.
Ostrovsky memutuskan untuk menuntut Yodef Lapid di Pengadilan Kanada karena menghasut publik untuk membunuhnya. Namun, Ostrovsky tidak bisa menemukan pengacara satu pun di Kanada yang mau mengambil kasus itu.
1996: Pada 12 Mei, Duta Besar PBB sekaligus seorang Yahudi Ashkenazi, Madeleine Albright, ketika muncul di program 60 minutes, ditanya oleh Koresponden Lesley Stahl, sehubungan dengan tahun-tahun Amerika Serikat memimpin sanksi ekonomi terhadap Irak:
“Kami telah mendengar bahwa setengah juta anak meninggal. Maksudku, itu lebih banyak dari anak yang meninggal di Hiroshima. Lalu, anda tahu, bahwa harga itu sepadan?”
Jawaban Duta Besar Madeleine Albright adalah:
“Menurut saya itu pilihan yang sangat sulit, tapi harga itu sepadan”.
Komentarnya tersebut tidak menimbulkan protes dari publik. Sesungguhnya, Holocaust setengah jutan Irak secara positif dikagumi oleh Pemerintah Amerika Serikat. Karena kurang dari 8 bulan kemudian, Presiden Bill Clinton menunjuk Madeleine Albright
sebagai Sekretaris Hubungan Luar Negeri.
Pada siaran Larry King Live pada bulan April 1996, aktor Marlon Brando membuat pernyataan:
“ Hollywood dipimpin oleh orang- orang Yahudi. Hollywood dimiliki oleh orang-orang Yahudi, dan mereka harus punya sensitivitas tentang persoalan yang diderita
oleh orang lain, akibat apa yang telah mereka eksploitasi kepada orang-orang itu”.
Akibat pernyataan ini, Jewish Defense League (Liga Pertahanan Yahudi) langsung meminta agar Marlon Brando dibuang dari Hollywood Walk of Fame. Tapi, karena takut diprotes publik, Hollywood Chamber of Commerce (Majelis Perdagangan Hollywood) menolak melakukannya.
Pada tahun yang sama, beberapa kejadian penting juga mewarnai kehidupan Amerika, di antaranya:
1. Washington Post melaporkan bahwa intelijen Amerika Serikat telah mencegat sebuah
percakapan. Di dalam percakapan tersebut, dua Pejabat Israel membahas kemungkinan mendapatkan surat rahasia yang telah ditulis oleh Sekretaris Bendahara Luar Negeri waktu itu, Warren Christopher, kepada Pemimpin Palestina, Yasser Arafat.
2. Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel, Martin Indyk, mengeluh secara pribadi kepada Pemerintah Israel tentang pengawasan tidak bijaksana yang dilakukan oleh Badan Intelijen Israel.
3. Agen-agen Israel memasang penyadap pada telepon seorang Yahudi Ashkenazi sekaligus anak seorang Rabi, Monica Lewinsky, di Watergate dan mereka menyadap sesi seks telepon antara wanita itu dan Presiden Bill Clinton. Laporan Ken Starr menegaskan bahwa Clinton memperingatkan Lewinsky bahwa percakapan mereka direkam, dan kemudian Clinton mengakhiri perselingkuhan tersebut.
4. Kofi Annan menjadi Sekretaris Jenderal PBB yang bermarkas di New York City. Isterinya adalah Nane Lagergren, seorang Rothschild dari Swedia, yang dinikahi pada tahun 1984.
5. Di Los Angeles, sebuah penyelidikan narkoba besar tingkat lokal, telah membuat daerah dan negara menjadi bermasalah. Tersangka dalam penyelidikan ini adalah jaringan kejahatan Israel yang beroperasi di New York, Miami, Las Vegas, Kanada, Israel dan Mesir.
Jaringan kejahatan Israel ini terlibat dalam pengedaran narkoba dan ekstasi, begitu juga penipuan kartu kredit dan komputer yang rumit terhadap golongan pekerja kantoran. Yang mengagetkan para opsir penyelidikan, orang-orangIsrael yang diselediki ternyata mengawasi pager/beeper, ponsel bahkan telepon rumah para penyelidik. Para penyelidik kemudian mencari tahu dari mana informasi ini mungkin berasal. Mereka segera mengetahui bahwa ini bersangkutan dengan Firma Israel AMDOCS yang hampir memonopoli jasa rekening telepon di Amerika Serikat. Dan ketika mereka memeriksa hasil telepon mereka sendiri tentang bagaimana mereka disadap, mereka menemukan bahwa kontraktor utama mereka adalah Converse Infoys, Firma Israel lainnya yang bekerja dekat dengan Pemerintah Israel.
1998: Pada 31 Oktober, berdasarkan instruksi dari kelompok PNAC (Project for a New American Century – Proyek untuk Abad Amerika Baru), Presiden Bill Clinton menandatangani Hukum H. R. 4655, yaitu “Iraq Liberation Act (Undang-Undang Pembebesan Irak)” yang mendukung usulan perubahan rezim di Irak.
Bagaimana pun, sejarah memberi tahu kita kelompok PNAC sebenarnya tidak kreatif. Memang, pada Februari 1990, seorang Sayan Mossad di New York menjejalkan suatu cerita palsu ke ABC Television bahwa Saddam Husein punya pabrik uranium di Irak untuk menarik perhatian atas “Senjata Pemusnah Masal” Saddam Husein, satu tahun sebelum perang Amerika di Irak.
2000: Pada bulan April, Jacob “Cookie” Orgad, sebagai mantan agen Mossad ditangkap karena menjalankan salah satu operasi penyelundupan ekstasi terbesar dalam sejarah Amerika. Operasi ini mengantarkan ratusan juta Dollar dalam bentuk narkoba illegal yang diproduksi di Belanda, ke kota- kota di seluruh Amerika Serikat. Di Argentina, IMF mengharuskan negara ini mengurangi defisit anggaran pemerintah dari 5,3 miliar Dollar pada saat itu menjadi 4,2 miliar Dollar pada tahun berikutnya, 2001, yang menyebabkan pengangguran di Argentina sebesar 20 % penduduk usia kerja. Lalu mereka menambah tuntutannya menjadi defisit harus dihapuskan. IMF menawari Argentina beberapa gagasan untuk mencapai ini, dengan mengurangi program ketenagakerjaan darurat pemerintah dari 200 Dollar perbulan menjadi 160 Dollar sebulan.
Mereka juga meminta pemotongan gaji 12 % – 15 % bagi pegawai negeri dan pemotongan pensiun bagi orang tua sebanyak 13 %. Keduanya berdampak bagi banyak orang. Pada Desember 2001, orang-orang Argentina kelas menengah (secara harfiah) muak berburu di jalanan mencari sampah untuk dimakan. Mereka mulai rusuh dan membakar Buenos Aires.
2001: Puncak tragedi di Amerika terjadi pada 11 September, yaitu serangan terhadap WTC (World Trade Center) dan Pentagon yang disusun dengan hati-hati oleh Israel dengan keterlibatan Inggris dan Amerika, dibawah perintah Keluarga Rothschild.
Kejadian ini mereka lakukan untuk mengkambinghitamkan Muslim sebagai “Teroris” .Ini adalahbabak pertama untuk memicu Dunia Barat agar berperang dengan Dunia Arab, demi Yahudi.Dan perang melawan teroris di negara-negara Muslim pun dimulai.Mereka menggunakan serangan- serangan ini untuk mendapatkan kendali atas beberapa negara di dunia yang tidak mengizinkan bank-bank sentral Rothschild. Dengan demikian, kurang dari sebulan setelah kejadian ini, Amerika Serikat menyerang Afghanistan, satu dari hanya tujuh negara pada saat itu di dunia yang tidak memiliki bank sentral yang dikendalikan oleh Rothschild. Negara ini didominasi penduduk Muslim yang menolak ikut serta dalam sistem simpan-pinjam uang (Riba), sesuatu yang telah membuat orang-orang Israel gusar selama ratusan tahun. Kurang dari seminggu setelah serangan 11 September, tepatnya pada 5 September 2001, orang yang katanya Ketua Pembajak, Mohamed Atta, dan beberapa pembajak lainnya melakukan kunjungan ke salah satu perahu kasino seorang pelobi pro-Israel, seorang Yahudi Ashkenazi bernama Jack Abramoff. Tidak ada penyelidikan dilakukan tentang apa yang mereka lakukan di sana. Menariknya, 7 orang dari 19 orang (yang katanya) pembajak yang disalahkan melakukan serangan pada 11 September, ternyata masih hidup. Beberapa orang malahan muncul di Kedutaan Besar Amerika Serikat di negara-negara Arab. Pada serangan 11 September juga, terdapat 5 orang Israel yang menyamar dalam pakaian Arab ditangkap karena menari dan bersorak sambil merekam menara WTC yang runtuh. Disewa oleh Urban Moving System (Sistem Perpindahan Kota), sebuah daerah Mossad Israel, orang-orang Israel ini tertangkap punya banyak paspor, satu van teruji positif mengandung peledak dan banyak uang tunai. Akibat penangkapan ini, Walikota Yerussalem (yang akan menjadi Perdana Menteri Israel), Ehud Olmert, secara pribadi menelepon Walikota New York City, Rudi Giuliani, menyatakan bahwa orang-orang ini tidak ada hubungannya dengan serangan teroris, dan hanya sedang sedikit bersenang-senang.
Dua dari lima orang Israel ini belakangan terungkap ternyata Mossad, bertentangan dengan klaim Olmert, ketiga orang lainnya dengan kuat dicurigai Mossad juga. Begitu laporan-laporan saksi melacak kegiatan orang-orang Israel itu, terungkap bahwa mereka terlihat di Taman Liberty pada saat tubrukan pertama. Laporan ini menduga bahwa mereka sudah tahu apa yang akan terjadi. Orang-orang Israel itu diinterogasi oleh FBI, lalu diam-diam dikirim kembali ke Israel. Para petugas yang menangkap mereka dari Departemen Kepolisian New Jersey diperintahkan agar tidak membahas penangkapan mereka. Kelima orang Israel yang menari dan menyoraki runtuhnya WTC, belakangan muncul di radio dan televisi Israel. Di sana mereka
menyatakan bahwa mereka berada di New York City pada 11 September untuk “mendokumentasikan peristiwa tersebut” karena Amerika belum pernah mengalami serangan seperti itu di daratannya.
Dua jam sebelum serangan 11 September, Odigo, sebuah perusahaan Israel dengan kantor- kantornya yang bertempat hanya beberapa blok dari menara WTC, menerima sebuah peringatan pendahuluan akan serangan tersebut lewat pesan instan internet. Manajer New York Office memberikan FBI alamat IP pengirim pesan tersebut, tapi FBI tidak menindaklanjutinya.
Sekitar 200 orang Israel yang berkaitan dengan perusahaan- perusahaan pemindahan Israel, yang dicurigai merupakan garis depan intelijen Israel, yang sangat aktif di WTC beberapa bulan sebelum serangan, lalu ditangkap karena dicurigai terlibat ketika sisa ban ditemukan di beberapa van pembuangan yang mereka gunakan. Namun, di bawah perintah langsung Pejabat Departemen Peradilan Amerika Serikat, Michael Chertoff, mereka dideportasi ke Israel akibat “Pelanggaran Visa”. Chertoff adalah seorang warga negara ganda AS/Israel yang ayahnya seorang Rabi dan ibunya adalah salah satu pekerja pertama Mossad, lalu kemudian dia memerintahkan penangkapan sekitar 900 Muslim yang tidak berkaitan dengan kejadian WTC.
Pada 12 September, The Yerussalem Post diam-diam memperingatkan kemungkinan teurngkapnya Israel sebagai pelaku serangan 11 September. Surat kabat tersebut menampilkan sebuah cerita bahwa 2 orang Israel meninggal pada saat pesawat terbang dibajak, dan 4.000 orang menghilang di WTC. Seminggu kemudian, sebuah stasiun televisi Beirut melaporkan bahwa 4.000 pegawai WTC yang merupakan orang Israel tidak hadir pada hari serangan itu. Ini tampaknya menegaskan cerita di the Yerussalem post.
Setelah serangan WTC, surat-surat tanpa nama yang berisi virus antraks dikirim ke berbagai politisi dan eksekutif media. Akibat terjangkit virus antraks dalam surat-surat ini, 5 orang meninggal dunia. Seperti serangan 11 September, serangan ini langsung disalahkan kepada Al-Qaeda, sampai diketahui bahwa virus antraks yang dijadikan senjata tersebut, dibuat oleh laboratorium militer Amerika Serikat. FBI kemudian mengetahui bahwa tersangka utama surat-surat antraks ini adalah orang Yahudi Ashkenazi, Dr. Philip Zack, yang pernah dicerca beberapa kali oleh para pegawainya akibat kata- katanya yang ofensif tentang orang-orang Arab. Dr. Philip Zack tertangkap kamera sedang memasuki daerah penyimpanan tempat dia bekerja di Fort Detrick. Di sanalah antraks disimpan. Pada titik ini, baik FBI mau pun media berhenti membuat pernyataan publik apa pun mengenai kasus ini.
Seminggu sebelum serangan WTC, Zim Shipping Company (Perusahaan Pengapalan Zim)memindahkan kantor-kantornya di WTC, melapaskan kontrak sewanya yang memakan biaya 50.000 Dollar bagi perusahaan tersebut. Tidak ada alasan yang pernah diberikan mengenai hal ini, dan Zim Shipping Company, setengahnya dimiliki oleh negara Israel.
Akibat serangan 11 September disalahkan kepada Osama bin Laden, Amerika Serikat menginvansi Afghanistan dan menumbangkan para penguasa Taliban di sana. Tentu saja alasan sebenarnya terjadi invansi itu menjadi terang. Karena alasan sesungguhnya adalah pemimpin Taliban, Mullah Omar, telah melarang produksi opium pada Juli 2000. Dengan demikian, panen opium pada tahun itu hancur. Dalam sejarah, bisnis opium merupakan bisnis illegal yang digerakkan oleh Keluarga Rothschild seperti yang terjadi di China pada tahun 1839. Ketika Kaisar Manchu di China memerintahkan penghancuran opium. Lalu Keluarga Rothschild memerintahkan tentara Inggris untuk pergi ke sana untuk memerangi China demi melindungi bisnis narkobanya yang sedang berjalan.
Itulah tepatnya apa yang sedang terjadi. Afghanistan adalah sumber 75 % heroin dunia. Akibat Mullah omar menghancurkan laba 2001, maka terjadilah invansi pada Oktober 2001. Segera sesudahnya, media melaporkan panen besar opium pada Maret 2002.
Pada 3 Oktober, Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, membuat pernyataan berikut ini kepada seorang Yahudi Ashkenazi, Simon Peres, sebagaimana dilaporkan di Radio Kol Yisrael:
“Setiap kali kita melakukan sesuatu, anda akan berkata Amerika akan melakukan ini dan itu. Saya ingin memberitahu anda sesuatu yang sangat jelas. Jangan cemaskan tekanan Amerika terhadap Israel. Kita orang-orang Yahudi mengendalikan Amerika, dan orang-orang Amerika tahu itu”.
Pada tahun 2001 pula, Profesor Joseph Stiglitz, mantan Chief Economist Bank Dunia dan mantan Ketua Dewan Penasehat Ekonomi Presiden Clinton secara publik mengungkapkan “Strategi 4 Langkah” Bank Dunia yang dirancang untuk memperbudak negara-negara kepada para bankir. 4 Strategi tersebut adalah:
1. Privatisasi, di sini para pemimpin ditawarkan komisi 10 % ke rekening-rekening Bank Swiss rahasia mereka sebagai ganti mereka memangkas beberapa miliar Dollar dari harga aset negara, seperti maraknya terjadi suap dan korupsi.
2. Pembebasan Pasar Modal, ini pencabutan hukum bahwa uang pajak melintasi perbatasan. Ketika ekonomi di negara itu mulai menjanjikan kekayaan, kekayaan ini ditarik langsung dari luar sehingga ekonomi negara itu ambruk. Lalu negara itu membutuhkan bantuan IMF. Dan IMF memberikannya dengan syarat mereka menaikkan suku bunga antara 30 % dan 80 %. Ini terjadi di Indonesia dan Brazil, juga di negara-negara Asia dan Amerika Latin lainnya.
3. Penentuan Harga Berdasarkan Pasar , di sini harga makanan, air dan gas domestik dinaikkan yang diperkirakan dapat menyebabkan huru-hara sosial di masing-masing negara, sekarang lebih umum disebut dengan “Hura-Hara IMF”.
4. Perdagangan Bebas , di sini perusahan-perusahaan internasional menyerbu Asia, Amerika Latin dan Afrika. Pada saat yang sama Eropa dan Amerika menghalangi pasar mereka sendiri terhadap pertanian dunia ketiga. Mereka juga mengenakan tarif yang menjulang tinggi yang harus dibayar oleh negara-negara ini untuk obat-obatan bermerek, menyebabkan melejitnya rasio kematian dan penyakit. Ada banyak pihak yang akan kalah dalam sistem ini, kecuali satu pemenang, yaitu sistem perbankan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Yahudi. Sebenarnya IMF dan Bank Dunia telah membuat syarat pinjaman bagi penjualan sistem listrik, air, telepon dan gas setiap negara berkembang. Ini diperkirakan mencapai 4 Triliun Dollar aset milik publik.
Pada September tahun 2001, Profesor Joseph Stiglitz diberi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi.
2002: Kamus Internasional Baru Ketiga Webster (Lengkap) dicetak ulang, menyediakan satu definisi baru tentang Anti-Semit. Definisi belum dimutakhirkan pada 1956. Definisi barunya adalah:
“Anti-Semitisme:
(1) Permusuhan terhadap orang-orang Yahudi sebagai kelompok minoritas agama atau ras, sering disertai diskriminasi sosial, politik dan ekonomi.
(2) Menentang zionisme.
(3) simpati untuk musuh-musuh Israel”.
Definisi (2) dan (3) ditambahkan dalam edisi 2002, tepat sebelum Amerika memutuskan untuk menginvansi Irak atas perintah Israel. Thomas Stauffer, seorang Konsultan Ekonomi di Washington, memperkirakan bahwa sejak 1973, Israel telah menghabiskan uang Amerika Serikat sekitar 1,6 Triliun Dollar, yang kalau dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun 2002, setiap orang akan mendapatkan lebih dari 5.700 Dollar.
Kondisi dunia yang rapuh akibat perlakuan Yahudi yang didukung dana besar Keluarga Rothschild, menggerakkan orang seperti Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad, yang mengeluarkan sikap dengan pernyataan:
“Orang-orang Yahudi menguasai dunia dengan tangan orang lain. Mereka membuat orang lain berperang dan mati demi mereka”.
2004: Penyelidikan FBI berlanjut kepada American Israel Public Affairs Committee (AIPAC, Komite Urusan Publik Israel Amerika), kelompok lobi politik terbesar di Amerika Serikat dengan lebih dari 65.000 anggota yang tugasnya adalah memimpin pemerintah Amerika Serikat demi Israel. FBI dilaporkan percaya bahwa AIPAC adalah garis depan mata-mata Israel.
Pada awal Maret, warga negara ganda AS/Israel sekaligus Rabi Yahudi bernama Dov Zakheim mengundurkan diri sebagai Pengawas Keuangan Pentagon sekaligus Kepala Petugas Keuangan, ketika terungkap dalam sebuah audit anggaran Pentagon bahwa dia tidak bisa mempertanggungjawabkan hilangnya 2,6 juta Dollar, termasuk inventaris pertahanan 56 pesawat terbang, 32 tank dan 36 satuan peluncuran komando misil Javelin.
Pada 20 Mei, Senator Ernest Hollings membuat pernyataan tentang kendali AIPAC terhadap Amerika:
“Kita tidak bisa membuat kebijakan Israel selain yang diberikan oleh AIPAC. Saya telah mengikuti sebagian besar di antaranya, tapi saya juga telah menolak menandatangani surat- surat dari waktu ke waktu untuk memberi kesempatan kepada Presiden yang malang. Saya bisa mengatakan kepada kalian bahwa tidak ada presiden yang menjabat, entah dari Republik atau Demokrat, mendadak AIPAC akan memberitahunya persis kebijakan apa yang harus diambil”.
Pada tahun ini juga, Mel Gibson merilis filmnya “The Passion of the Christ (Hasrat Kristus)” . Untuk menjaga keasliannya, dialog film itu disajikan sepenuhnya dalam Bahasa Ibrani dan teks Latin. Namun, ada satu teks yang tidak muncul. Kalimat itu diucapkan tapi untuk alasan tertentu teksnya dibuang. Tentu saja ini akibat tekanan dari media Yahudi. Adegan yang teksnya dibuang itu adalah ketika Pilate berusaha membuat orang-orang Yahudi berhenti menyeru agar Yesus Kristus disalib. Dan apa kata orang-orang Yahudi sebagai tanggapan Pilate sampai-sampai lobi Yahudi setengah mati ingin menyensornya?:
“Biarkan darahnya mengucuri kami dan anak-anak kami”.
Pada 16 Oktober, Presiden Bush menandatangani pengesahan hukum Global Anti-Semitism Preview Act (Undang-Undang Tinjauan Anti-Semitisme Global) yang dirancang untuk memaksa seluruh dunia agar tidak pernah mengkritik dunia Yahudi, apapun yang mereka lakukan. Undang- undang ini menetapkan sebuah departemen istimewa di dalam Departemen Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat untuk menguasai anti-semitisme global yang akan memberikan laporan tahunan kepada Konggres.
2005: Pada 27 Februari, pemimpin gerakan Nation of Islam, Louis Farrakhan, membuat pernyataan berikut ini sehubungan dengan Yahudi yang menguasai penyelundupan perdagangan budak Afrika ke Amerika:
“Dengar, tidak ada tangan orang Yahudi yang tidak berlumuran darah kita. Mereka memiliki kapal- kapal budak. Mereka membeli dan menjual kita. Mereka memperkosa dan merampok kita”.
Setelah invansi ke Afghanistan dan Irak, sekarang hanya ada 5 negara di dunia yang tersisa tanpa bank sentral milik Rothschild. Kelima negara tersebut adalah Iran, Korea Utara, Sudan, Kuba dan Libya.
Profesor Fisika Stephen E. Jones dari Brigham Young University menerbitkan sebuah majalah yang di dalamnya dia membuktikan bahwa gedung-gedung WTC hanya bisa diruntuhkan dengan peledak. Dia tidak mendapatkan pemberitaan di media arus utama untuk klaim yang terbukti ilmiah ini.
Pada bulan November, sekelompok orang Demokrat yang konservatif hingga moderat yang disebut “Blue Dog Coalition (Koalisi Anjing Biru)” yang fokus kepada tanggung jawab fiskal pemerintah, melaporkan bahwa Presiden Yahudi George W. Bush telah meminjam lebih banyak uang dari bank dan pemerintah asing dibandingkan ke semua 42 presiden Amerika Serikat digabungkan sekaligus.
Angka Departemen Bendahara menunjukkan bahwa total pinjaman semua presiden AS antara 1776-2000 adalah 1,01 Triliun Dollar, sementara dalam 4 bulan terakhir saja Pemerintahan Bush telah meminjam 1,05 Triliun Dollar.
Pada 6 Desember, isteri Presiden Bush, Laura Bush, ditemani oleh Rabi Binyomin Taub, Rabi Hillel Baron dan Rabi Mendy Minkowitz melakukan penghalalan ala Yahudi untuk dapur Gedung Putih. Sebuah foto peristiwa ini ketika berdiri bersama staf diambil oleh fotografer Shealah Craighead lalu dipajang di situs resmi Gedung Putih.
2006: Pada 5 sampai 7 Maret, AIPAC menyelenggarakan konvensi tahunan mereka di Washington D.C. Lebih dari setengah Senator AS dan sepertiga pejabat Konggres AS hadir.
“Tidak sia-sia orang Yahudi telah tertarik kepada Jurnalisme. Di tangan mereka, jurnalisme menjadi senjata kuat yang sangat cocok untuk kebutuhan mereka demi perang kelangsungan hidup mereka”. (Haim Nachman Bialik)
Dinasti Rothschild di Eropa
1694: Bank of England didirikan dengan nama yang menipu. Nama itu menipu karena bank yang dikendalikan oleh Pemerintah Inggris tersebut adalah institusi swasta yang didirikan oleh orang- orang Yahudi.
1698: Selama 4 tahun berikutnya, kendali Yahudi terhadap asupan uang Inggris melejit, sehingga utang pemerintah kepada Bank of England berubah dari yang awalnya sebesar 1.250.000 Pounsterling menjadi 16.000.000 Poundsterling hanya dalam 4 tahun. Kenaikannya sebesar 1.280 %.
1785: Pemerintah Bavaria (Bavaria diidentikkan dengan Jerman, karena terletak di sebelah Tenggara Jerman dengan penduduknya yang sangat padat) mencabut “Illuminati” dan menutup semua kelompok lokal Grand Orient di Bavaria, setelah ditemukan sebuah buku yang ditulis oleh Xavier Zwack, rekan Adam Weishaupt (seorang kepercayaan Mayer Amscgel Rothschild untuk menciptakan Illuminati) tentang Revolusi Perancis.
1789: Rencana “Illuminati” untuk Revolusi Perancis berhasil dan berakhir pada tahun 1793. Akibat tidak pedulinya Eropa terhadap peringatan Pemerintah Bavaria. Revolusi Perancis adalah mimpi para bankir pusat, karena Revolusi akan menetapkan ketentuan baru dan meluluskan hukum-hukum baru yang akan melarang Gereja Roma untuk memungut pajak dan mencopot hak gereja untuk bebas dari pungutan pajak.
1798: Nathan Mayer Rothschild (anak keempat Mayer Amschel Rothschild) ketika berusia 21 tahun meninggalkan Frankfurt menuju Inggris. Dengan banyak uang yang diberikan oleh ayahnya, dia membangun sebuah rumah perbankan di London.
1810: Sir Francis Baring dan Abraham Goldsmid meninggal. Dengan kejadian ini, Nathan Mayer Rothschild menjadi satu-satunya bankir besar di Inggris. Pada tahun yang sama, Salomon Mayer Rothschild (anak ketiga Mayer Amschel Rothschild) pergi ke Vienna, Austria, dan mendirikan bank M. Von Rothschild und Söhne.
1933: Adolf Hitler menjadi konselor Jerman. Dia mengusir semua orang Yahudi dan komunis keluar dari jabatan pemerintahan di Jerman. Menariknya pada saat itu, jumlah orang Yahudi di pemerintahan Jerman lebih dari 20 kali jumlah mereka pada akhir Perang Dunia I. Akibat dari pemaksaan ini, pada bulan Juli, orang-orang Yahudi mengadakan sebuah konferensi dunia di Amsterdam. Di sana mereka menuntut agar Hitler mengembalikan jabatan setiap orang Yahudi. Hitler menolak. Akibatnya, Samuel Untermyer, orang Yahudi Ashkenazi yang memeras Presiden Wilson, dan sekarang menjadi Kepala Delegasi Amerika sekaligus Presiden konferensi itu, kembali ke Amerika Serikat dan menyerukan di radio untuk menolak berurusan dengan pedagang atau penjaga toko manapun yang menjual barang buatan Jerman apa pun atau yang berlangganan kapal tua pengapalan Jerman.
Lalu orang-orang Yahudi di seluruh Amerika Serikat ikut serta dalam boikot ini. Mereka melakukan aksi protes di luar dan merusak toko mana pun yang mereka temukan menjual produk yang bertuliskan “Made in Germany”. Akibatnya, toko-toko harus membuang produk mereka atau mengambil resiko bangkrut. Salah satu pengaruh boikot ini mulai dirasakan di Jerman. Orang- orang Jerman mulai memboikot toko-toko Yahudi dengan cara yang sama seperti orang-orang Yahudi lakukan pada toko-toko yang menjual produk Jerman di Amerika. Akhirnya, Nazi dan Yahudi di Palestina bekerja sama atas dasar Yahudi ingin semua orang Yahudi tinggal di Palestina, sementara Nazi ingin semua orang Yahudi keluar dari Jerman. Kedua belah pihak lalu menandatangani sebuah perjanjian pemindahan yang dikenal dengan “Ha’avara” .
Perjanjian itu mengizinkan pemindahan semua orang Yahudi dan modal mereka dari Jerman ke Palestina. Akibat dari perjanjian ini, sebanyak 60.000 orang Yahudi Jerman (sekitar 20 % orang Yahudi Jerman) bermigrasi ke Palestina. Mereka menjadi 15 % dari penduduk Yahudi di sana sampai 1939. Mereka membawa 40 juta Dollar aset (bernilai sekitar 600 juta Dollar sekarang) dengan persetujuan rezim Nazi.
1934: Hukum Kerahasiaan Perbankan Swiss direformasi. Setiap pegawai bank yang melanggar rahasia bank dianggap melakukan tindakan illegal yang berakibat kurungan penjaran. Ini semua adalah persiapan bagi Perang Dunia II yang dirancang oleh Rothschild, seperti biasa, mereka akan mendanai kedua pihak di dalam perang tersebut.
1939: I. G. Farben, penghasil kimia terdepan di dunia dan penghasil baja terbesar di Jerman meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi ini hampir semata-mata untuk mempersenjatai Jerman dalam Perang Dunia II. Di Jerman, Hitler secara fenomenal berhasil mengubah negaranya dalam hal ekonomi sejak dia berkuasa. Dia berhenti berhubungan dengan para bankir internasional Yahudi, dan berdagang dengan barter tanpa utang tercatat di kedua pihak. Sebagai akibat dari kebijakan ini, Jerman mampu menghidupkan kembali kehidupan sosial dan spiritual semua warga negaranya. Dan warga Jerman mampu membuat Jerman menjadi negara paling kuat dan paling makmur di Eropa hanya dalam waktu 7 tahun.
Orang-orang Yahudi tidak bisa membiarkan ini berlanjut karena mereka tahu ini akan mengakibatkan sistem uang mereka yang dijalankan oleh utang. Maka dimulailah Perang Dunia II tahun ini. Ini bukan perang Jerman melawan sekutu, tapi perang Jerman dan kekuatan uang Yahudi yang mengendalikan kepemimpinan sekutu dengan memanfaatkan mereka dengan media mereka untuk melakukan propaganda kepada rakyat-rakyat sekutu untuk membenci Jerman.
1944: Di akhir Perang Dunia II, pabrik-pabrik I. G. Farben yang dikendalikan oleh Rothschild secara khusus tidak dibidik dalam serangan-serangan bom terhadap Jerman. Menariknya, pada akhir perang, sementara daerah-daerah Jerman menjadi puing-puing, pabrik-pabrik I. G. Farben ditemukan hanya menderita kerusakan 15 %.
1946: Bank of England dinasionalisasikan, itu berarti negara mendapatkan semua saham di Bank of England yang sekarang menjadi milik Bendahara Negara dan dipercayakan di tangan Jaksa Agung Muda Bendahara. Namun, karena pemerintah tidak punya uang untuk membayar saham, mereka malah memberikan para pemegang saham rahasia saat itu saham dari uang. Ini berarti meskipun negara menerima laba operasi bank, perolehan ini sangat dikurangi fakta bahwa pemerintah sekarang harus membayar bunga kepada saham-saham baru yang diterbitkannya untuk membayar saham lama. Jadi, asupan uang Inggris masih hampir seluruhnya dipegang tangan swasta, dengan 97 % di antaranya dalam wujud bunga yang berbuah pinjaman atau semacamnya yang diciptakan oleh bank-bank komersial swasta.
Akibatnya bank ini sangat dikendalikan dan dijalankan oleh orang-orang dari dunia perbankan komersial dan ekonomi konvensional. Angota-anggota Dewan Direksi, yang menentukan kebijakan berasal hampir seluruhnya dari dunia perbankan, asuransi, ekonomi dan bisnis besar, dan tentu saja seorang Rothschild terus duduk di dewannya.
Menariknya lagi, dalam keadaan ini, bank ini tidak diwajibkan memperlihatkan detil-detil langkah apa pun seperti itu, untuk menghindari krisis kepercayaan.
1950: Angka-angka mengungkapkan bahwa sebagaimana direncanakan oleh Keluarga Rothschild, setiap negara yang terlibat dalam Perang Dunia II mengalami penambahan utang berlipat ganda. Akibatnya, mereka semakin di bawah kendali Yahudi. Antara 1940 dan 1950, utang negara Amerika Serikat bertambah dari 43 Miliar Dollar menjadi 57 Miliar Dollar, naik 598 %. Utang Perancis nak 583 % dan utang Kanada naik 417 %.
1954: Di Belanda, Bilderberg Group bertemu untuk kali pertama di Hotel Bilderberg di Arnhem. Bilderberg Group adalah sebuah organisasi internasional yang didirikan oleh Rothschild berisi 100-200 orang berpengaruh, kebanyakan politisi dan pembisnis. Mereka bertemu sekali setahun dan diam-diam menjalankan perintah kekuasaan dunia Yahudi di balik layar. Mereka bisa memeriksa para pemimpin potensial suatu negara, dan memutuskan apakah mereka menginginkan orang itu menjadi pemimpin negara yang bersangkutan. Contohnya, Bill Clinton ada di sana pada tahun 1991, Tony Blair ada di sana pada tahun 1993 dan Angela Merkel ada di sana pada tahun 2005.
1959: Bank de Rothschild Frères di Perancis, mendirikan Imétalsebagai sebuah perusahaan yang memayungi semua bisnis pertambangan mineral mereka. Bank de Rothschild Frères ini pada tahun 1967, berganti nama menjadi Banque Rothschild.
1978: Pada tanggal 16 Oktober, Uskup Besar Wojtyla menjadi Paus non-Italia pertama sejak Hadrian VI (455 tahun sebelumnya), tapi memilih untuk tidak mengungkapkan bahwa ibunya orang Yahudi, yang tentu saja membuatnya memenuhi syarat menjadi warga negara Yahudi. Dia adalah Paus termuda dalam 132 tahun, baru berusia 58 tahun dan dia mengambil nama John Paul II.
1981: Banque Rothschild dinasionalisasikan oleh Pemerintah Perancis. Bank baru ini disebut Compagnie Européenne de Banque. Keluarga Rothschild kemudian mengatur seorang penerus bagi bank Perancis ini, Rothschild and Cie Banque (RCB) yang akan menjadi rumah investasi Perancis terdepan.
1985: N. M. Rothschild and Sons menganjurkan Pemerintah Inggris untuk memprivatisasi gas Inggris. Mereka lalu menganjurkan Pemerintah Inggris untuk memprivatisasi hampir semua aset milik negara, termasuk baja Inggris, batu bara Inggris, semua dewan pengurus listrik daerah Inggris, dan semua dewan pengurus air daerah Inggris. Anjuran ini akan menghasilkan beberapa miliar Poundsterling untuk mereka. Seorang anggota parlemen Inggris yang terlibat dalam privatisasi ini adalah Norman Lamont yang akan menjadi Konselor Bendahara, mantan bankir Rothschild.
1986: Di Inggris, Undang-Undang Tata Tertib Umum 1986 dijadikan hukum. Undang-undang dirancang untuk mencegah rakyat Inggris membahas masalah-masalah imigrasi dan supremasi Yahudi dalam cara apapun. Ini juga memberi kekuatan kepada pihak kepolisian untuk dengan kasar memasuki rumah siapapun yang mereka anggap menentang Undang-Undang Hubungan Ras. Undang-undang ini diajukan ke parlemen oleh Sekretaris Dalam Negeri, Leon Brittan, sebenarnya dia adalah seorang Yahudi Lithuania dengan nama asli Leon Brittanisky. Dia dibantu oleh saudara sepupunya , juga seorang Yahudi Lithuania, Malcolm Rivkind atau juga dikenal dengan Malcolm Rifkind, yang kemudian akan menjadi Sekretaris Luar Negeri.
1987: Edmond de Rothschild membuat Bank Konservasi Dunia yang dirancang untuk memindahkan hutang-hutang dari negara-negara dunia ketiga ke bank ini, sebagai ganti tanah yang negara-negara ini ingin berikan kepada bank ini. Hal tersebut dirancang agar Keluarga Rothschild bisa mendapatkan kendali dunia ketiga, yang mewakili 30 % permukaan bumi.
1992: Privatisasi mulai sungguh- sungguh dilakukan di Rusia. Akibatnya, lewat korupsi, banyak kekayaan Rusia berakhir di tangan “7 Kepala Oligarki”. Mereka semua adalah para biliuner baru yang mendukung Boris Yeltsin dengan uang dan media. Mereka bertujuh adalah Boris Berezovsky, Vladimir Gusinsky, Mikhail Khodorkovsky, Mikhail Friedman, Alexander Smolensky, Pyotr Aven, semuanya adalah Yahudi. Ditambah satu orang Rusia, yaitu Vladimir Potanin. Potanin digunakan sebagai penghubung mereka secara publik kepada pemerintah. Bantuan yang diterima oleh Rusia dari Barat juga langsung masuk ke dalam kantong kelompok perbankan Yahudi. Ini terungkap ketika Washington Times melaporkan bahwa Presiden Rusia, Boris Yeltsin, yang marah karena sebagian besar pemasukan bantuan luar negeri disedot.
Pada 16 September, Poundsterling Inggris ambruk ketika para spekulan mata uang yang dipimpin oleh utusan Rothschild, seorang Yahudi Ashkenazi bernama George Soros meminjam Poundsterling dan menjualnya untuk Mark Jerman dengan harapan bisa membayar kembali hutang dalam mata uang yang merosot nilainya dan mengantongi selisihnya. Akibatnya, Konselor Bendahara Inggris, Norman Lamont (sebelum menjadi anggota parlemen, dia adalah seorang bankir modal bersama N.M Rothschild and Sons), mengumumkan kenaikan suku bunga bank sebanyak 5 % dalam satu hari. Inggris pun terjerumus ke dalam resesi yang berlangsung bertahun-bertahun ketika banyak bisnis jatuh dan pasar perumahan hancur.
1997: Edgar Bronfman, Ketua Konggres Yahudi Dunia, benar- benar memeras 1,5 Miliar Dollar dari Swiss untuk korban-korban holocoust yang dia klaim sudah mendepositokan uang mereka di sana. Dia tidak punya bukti yang cukup, tapi Pemerintah Swiss menyerah karena Bronfman adalah salah satu pendukung financial Presiden Clinton dan Swiss takut akan konsekwensi-konsekwensi diplomatis kalau mereka tidak melakukannya.
Menariknya, pada tahun tersebut sebuah pengadilan dengan 17 anggota yang berbasis di Zurich mengatur untuk menyelidiki identitas-identitas 5.500 rekening asing dan 10000 rekening Swiss yang telah tidur sejak akhir Perang Dunia II, lalu menemukan bahwa hanya 200 rekening berisi total sekitar 10 juta dolar, kurang dari 1 % nya 1,5 Miliar Dollar yang diperas oleh Bronfman, bisa dilacak kembali kepada korban- korban holocoust itu. Apakah Bronfman mengembalikan sisa 99 % dari 1,5 Miliar Dollar itu kepada Swiss? Tentu saja tidak, dan kebetulan, sekitar 6 tahun kemudian, dia hampir tidak memberikan apa-apa kepada para korban holocoust. Orang-orang Yahudi dituduh menyalahgunakan uang yang mereka dapatkan dengan meniup atas nama “keadilan untuk korban” holocoust yang belum tentu benar memang korban.
Pada tanggal 2 Mei 1997, Pemimpin Partai Buruh Inggris, Tony Blair, terpilih sebagai Perdana Menteri. Sedangkan pada 6 Mei di tahun yang sama atau 4 hari sesudahnya, Konselor Bendaharanya, Gordon Brown, mengumumkan bahwa dia akan memberikan kemerdekaan penuh kepada Bank of England dari kendali politik.
1998: Pada tanggal 18 Januari, Michael Specter menerbitkan sebuah cerita di New York Times yang berjudul“Trafficker’s New Cargo: Naive Slavic Women (Muatan Baru Para Pedagang Illegal: Wanita-Wanita Slavia yang Naif)” . Kisah ini mengungkap cara mafia Yahudi Rusia mendominasi perdagangan budak wanita kulit putih dalam pelacuran. Banyak di antara wanita polos yang mereka tipu itu berakhir di Israel.
2000: Seorang kepala Oligarki Yahudi Rusia, Boris Berezovsky, melarikan diri ke London agar tidak ditangkap di Rusia dan mengalihkan urusan bisnisnya kepada pelindungnya, seorang Yahudi Rusia lainnya, Roman Abramovich, yang kemudian membeli Chelsea Football Club.
Pada 1 Oktober, Rome Observer menampilkan sebuah cerita tentang bagaimana polisi Italia memutus jaringan pedofilia yang telah menculik anak-anak non- Yahudi berusia antara 2 dan 5 tahun dari panti asuhan, lalu memperkosa dan membunuh mereka. Jaringan pedofil (terdiri dari 11 anggota geng Yahudi) ini telah memfilmkan pemerkosaan dan pembunuhan tersebut demi keuntungan industri film porno sadis dan sudah menjual salinannya, lebih dari 1.700 pelanggan telah membayar sebanyak 20.000 Dollar untuk melihat anak-anak berusia 2 sampai 5 tahun ini diperkosa secara brutal dan dibunuh.
2001: Seorang kepala Oligarki Yahudi Rusia, Vladimir Gusinsky, melarikan diri ke Rusia. Di sana dia menghadapi tuntutan pencucian uang, lalu bersembunyi di Israel. Dia berkewarganegaraan ganda Rusia dan Israel.
2003: Seorang kepala Oligarki Rusia, Mikhail Khodorkovsky, ditahan di penjara Rusia dengan tuduhan penipuan, penggelepan dan mangkir pajak.
2005: Pada tanggal 30 September, surat kabar Denmark, Jyllands- Posten, menerbitkan 20 ilustrasi kartun. Sebagian besar di antaranya menggambarkan Nabi Muhammad. Kartun-kartun ini lalu dicetak ulang di lebih 50 negara yang mengakibatkan protes skala besar dari komunitas muslim sedunia.
Alasan tepat dari percetakan kartun ini adalah untuk menyulut ketegangan antara dunia Barat dan komunitas muslim. Menariknya, editor budaya Jyllands-Posten yang bertanggung jawab atas terbitan asli kartun-kartun ini adalah Flemming Rose, seorang Yahudi.
Pada 5 Desember, setelah tuduhan dari para perevisi holocoust bahwa pemimpin- pemimpin Perang Dunia II tidak pernah menyebutkan holocoust orang-orang Yahudi di kamar- kamar gas. Richard Lynn, Profesor Emeritus di University of Ulster, melaporkan penelitiannya tentang masalah ini:
“Saya telah memeriksa tulisan dan pidato Perang Dunia II Churchill dan pernyataannya sangat tepat, tidak sekali pun dia menyebut“kamar gas Nazi”, genosida orang yahudi” atau “enam juta” korban Yahudi dalam perang”.
Pada 6 Desember, David Cameron terpilih sebagai Pemimpin Partai Konservatif Inggris. Cameron adalah kesukaan lama Keluarga Rothschild. Cameron telah menjadi penasehat khusus Norman Lamont ketika dia menumbangkan ekonomi Inggris untuk Keluarga Rothschild pada tahun 1993.
Cameron juga punya hubungan dengan keluarga kerajaan Inggris. Menariknya, organisasi “Conservative Friends of Israel (Teman-Teman Konservatif bagi Israel)” berkoar dengan bangga di situs mereka bahwa lebih dari dua pertiga anggota konservatif Inggris di parlemen adalah anggota organisasi mereka. Hal ini sungguh menjadi luar biasa, karena angka pemerintah resmi mengungkapkan bahwa orang- orang Yahudi hanya mewakili kurang dari setengah persen penduduk Inggris.
2006: Sejarawan Inggris, David Irving, dihukum 3 tahun penjara di Austria karena menyangkal holocoust orang-orang Yahudi pada Perang Dunia II. Penting untuk dicatat bahwa satu-satunya peristiwa sejarah yang bisa membuat anda ditangkap karena mempertanyakannya adalah holocoust ini.
Dinasti Rothschild di Asia
1830: David Sassoon (seorang Yahudi dan bankir Yahudi untuk David Sassoon and Co., dengan cabang-cabang di Cina, Jepang dan Hongkong) menggunakan monopoli perdagangan opium di daerah ini atas nama Rothschild, untuk mengendalikan Pemerintah Inggris untuk memperjualbelikan 18.956 peti opium. Ini menghasilkan jutaan Dollar bagi Keluarga Rothschild dan keluarga kerajaan Inggris.
1836: David Sassoon meningkatkan perdagangannya di Cina sampai lebih dari 30.000 peti opium pertahun, dan kecanduan obat-obatan di kota-kota pesisir menjadi endemis.
1839: Cina mengalami kecanduan opium yang merajalela yang mengisi kocek David Sassoon, keluarga kerajaan Inggris dan Keluarga Rothschild. Akibatnya, Kaisar Manchu memerintahkan perdagangan opium dihentikan. Dia memilih Komisioner Kanton, Lin Tse Hu, sebagai pemimpin kampanye melawan opium. Lin Tse Hu mengatur penyitaan 2.000 peti opium Sassoon dan membuangnya ke sungai. David Sassoon memberi tahu Keluarga Rothschild yang menuntut angkatan bersenjata Inggris untuk membalas demi melindungi bisnis perdagangan narkoba mereka.
Angkatan bersenjata Inggris menyerang kota dan memblokade pelabuhan. Tentara Cina sudah berkurang hingga tinggal sepersepuluhnya saja akibat kecanduan opium, dan terbukti bukan tandingan tentara Inggris. Perang berakhir pada tahun 1942 dengan penandatanganan Pakta Nanking, yang isinya:
1. Pengesahan penuh perdagangan opium di Cina
2. Kompensasi bagi David Sassoon 2 juta Poundsterling untuk opium yang dibuang ke dalam sungai oleh Lin Tse Hu
3. Kedaulatan Teritorial untuk Raja Inggris atas beberapa pulau lepas pantai yang dipilih.
Ketentuan-ketentuan berikut dirancang untuk menjamin Keluarga Rothschild, lewat boneka mereka, David Sassoon, hak untuk menyediakan opium bagi segenap penduduk Cina.
1945: Pada tanggal 16 Juli, dilakukan uji coba atom pertama yang berhasil di Situs Trinity, 200 mil ke Selatan Los Alamos. Penciptanya, J. Robert Oppenheimer, seorang Rothschild, yang menyatakan:
“Saya menjadi kematian, penghancur dunia”.
Dan pada bulan itu juga, ledakan berikutnya di Jepang mengakibatkan matinya 140.000 orang di Hiroshima dan 80.000 orang di Nagasaki.
1949: Pada 1 Oktober, Mao Tse Tung menyatakan didirikannya Republik Rakyat Cina (RRC) di lapangan Tiananmen, Beijing. Dia didanai oleh Komunisme yang diciptakan oleh Rothschild di Rusia dan ditangani oleh utusan- utusan Rothschild., yaitu:
1. Salomon Adler, mantan pejabat Bendahara Amerika Serikat yang juga mata-mata Soviet
2. Israel Epstein, putera seorang Bolsheviks Yahudi yang dipenjara oleh Tsar Rusia karena berusaha menyulut revolusi di sana.
3. Frank Coe, pejabat terdepan IMF yang dimiliki oleh Rothschild
1984: Mossad terjerumus masalah. Mereka melatih angkatan bersenjata khusus Sri Langka dan pemberontak Macan Tamil dari Sri Langka di sekolah pelatihan Mossad yang sama, Kfar Sirkin, Israel. Ini terjadi setelah menjual kursus latihan militer kepada kedua belah pihak, sebagai langkah maju dari Keluarga Rothschild yang mendanai kedua pihak dalam perang. Dan ketika kedua faksi pergi untuk kembali ke Sri Langka, tidak ada yang tahu bahwa musuh mereka dilatih di perkemahan yang sama oleh organisasi yang sama.
1988: Pada tanggal 17 Agustus, Presiden Pakistan, Jenderal Zia ul Haq, dibunuh dalam sebuah kecelakaan udara. Duta Besar Amerika Serikat untuk India pada saat itu, John Dean, melaporkan kepada para atasannya bahwa dia punya bukti kalau Mossad berada di balik pembunuhan ini untuk mencegah Pakistan mengembangkan bom nuklir. Dean kemudian dituduh mempunyai ketidakseimbangan mental dan dibebaskan dari tugasnya di Departemen Hubungan Luar Negeri. Bagaimanapun, dia menolak untuk melepaskan pandangan ini dan membeberkannya kepada publik pada tahun 2005 ketika dia berusia 80 tahun.
1812: Jacob (James) Mayer Rothschild (anak terakhir Mayer Amschel Rothschild) pergi ke Paris, Perancis, untuk mendirikan Bank de Rothschild Frères.
1815: Lima pria Rothschild bersaudara bekerja untuk memasok emas kepada tentara Wellington (lewat Nathan di Inggris) dan tentara Napoleon (lewat Jacob di Perancis), dan memulai kebijakan mereka untuk mendanai kedua pihak dalam perang. Tidak jadi soal negara mana yang kalah perang, karena pinjaman diberikan dengan jaminan bahwa pihak yang menang akan menguangkan utang- utang pihak yang kalah.
Dalam perang ini juga, Keluarga Rothschild menggunakan bank- bank yang telah mereka sebarkan di seluruh Eropa untuk membangun jaringan layanan pos. Cuma kurir-kurir Rothschild yang diizinkan melewati blokade Inggris dan Perancis. Salah satu kurir Rothschild, seorang pria bernama Rothworth setelah tahu bahwa Inggris memenangkan perang Waterloo, pergi ke channel mengantarkan berita ini kepada Nathan Mayer Rothschild. Nathan kemudian memasuki bursa saham dan memerintahkan semua pekerjanya untuk menjual konsul (sekarang dikenal dengan istilah obligasi). Para pedagang lain panik, mengira Inggris kalah perang, dan mulai menjual konsul mereka dengan kalut. Akhirnya, nilai konsul-konsul anjlok. Saat itu, Nathan Mayer Rothschild diam-diam memerintahkan para pekerjanya untuk membeli semua konsul yang bisa mereka dapatkan.
Ketika pada kenyataannya Inggris memenangi perang, konsul-konsul itu meroket tinggi, yang membuat Nathan mendapatkan laba 20 banding 1 terhadap investasinya. Kepemilikin obligasi atau konsul ini memberi Keluarga Rothschild kendali penuh atas ekonomi Inggris, sehingga memaksa Inggris membangun sebuah Bank of England baru di bawah kendali Nathan Mayer Rothschild. Fakta yang unik, Nathan secara terang-terangan menyombongkan diri bahwa dalam 17 tahun keberadaannya di Inggris, dia telah meningkatkan saham awalnya sebesar 20.000 Poundsterling yang diberikan oleh ayahnya sebanyak 2.500 kali menjadi 50.000.000 Poundsterling.
Pada akhir abad ini, periode masa yang dikenal sebagai “Zaman Rothschild” , yang diperkirakan menguasai lebih dari setengah kekayaan dunia.
Namun ada yang tidak berjalan seperti yang diinginkan oleh Keluarga Rothschild, yaitu Konggres Wina yang dimulai pada September 1814 dan diakhiri pada Juni 1815. Konggres Wina ini diadakan agar Keluarga Rothschild dapat menciptakan sebuah bentuk pemerintahan dunia. Namun rencana mereka gagal ketika Tsar Alexander I Rusia, salah satu kekuatan besar yang tidak takluk pada bank sentral Rothschild, menolak menerima gagasan pemerintahan dunia.
Karena berang, Nathan Mayer Rothschild bersumpah bahwa suatu hari dia atau keturunannya akan menghancurkan seluruh keluarga dan keturunan Tsar Alexander I.
1818: Menyusul Perancis yang menjamin pinjaman besar pada 1817 untuk membantu membangun ulang setelah kekalahan besar mereka di Waterloo, utusan-utusan Rothschild membeli sejumlah besar obligasi Pemerintah Perancis yang menyebabkan nilainya meningkat.
Pada 5 November, mereka melimpahkan semua obligasi itu ke pasar terbuka sehingga nilainya terperosok dan Perancis secara keseluruhan terjerumus dalam kepanikan financial. Keluarga Rothschild lalu melangkah masuk dan mengambil kendali asupan uang Perancis dengan cara yang sama mereka memanipulasi bursa saham Inggris 6 tahun sebelumnya.
1821: Kalmann (Carl) Mayer Rothschild (anak ketujuh Mayer Amschel Rothschild) dikirim ke Napoli, Italia. Di sana dia melakukan banyak bisnis dengan Vatikan, dan Paus Gregory XVI lalu menganugerahinya gelar “The Order of st. George” . Sehingga pada tahun 1823, Keluarga Rothschild mengambil alih pelaksanaan keuangan Gereja Katolik di seluruh dunia.
1835: Keluarga Rothschild memperoleh hak ke tambang- tambang air raksa Almadén di Spanyol. Pada masa itu Almadén adalah pertambangan terbesar di dunia. Karena air raksa merupakan komponen vital dalam menyempurnakan emas dan perak. Ini membuat Keluarga Rothschild hampir memonopoli dunia. Sebagai akibat dari akuisisi ini, N. M. Rothschild and Sons kemudian akan mulai menyempurnakan emas dan perak untuk Royal Mint, Bank of England dan banyak pelanggan internasional lainnya.
1844: Salomon Mayer Rothschild membeli pertambangan batu bara gabungan Vitkovice dan perusahaan perapian Blast Austro- Hungaria yang kemudian menjadi salah satu dari sepuluh besar firma industri global.
1848: Seorang Yahudi Ashkenazi, Karl Marx (seorang Yahudi Kripto, nama aslinya Moses Mordechai Levy), menerbitkan“The Communist Manifesto” . Menariknya, bersamaan dengan dia mengerjakan ini, Karl Ritter dari Frankfurt University sedang menulis antitesis yang berikutnya menjadi dasar bagi “Nietzscheanisme” oleh Freidrich Wilhelm Nietzsche. “Nietzscheanisme” inikemudian berkembang menjadi fasisme dan nazisme dan akan digunakan untuk menggerakkan perang dunia pertama dan kedua. Max, Ritter dan Nietzsche semua didanai dan diperintah oleh Keluarga Rothschild.
Gagasan dibalik skema ini adalah orang- orang yang memimpin keseluruhan konspirasi ini bisa menggunakan perbedaan-perbedaan dan ideologi-ideologi tersebut untuk membelah faksi-faksi ras manusia agar saling berperang. Pada dasarnya, ini rencana yang sama dengan yang diajukan oleh Adam Weishaupt pada 1776.
1849: Gutle Schnaper, isteri Mayer Amschel Rothschild meninggal. Sebelum kematiannya, ia berkata:
“Kalau anak-anak lelakiku tidak ingin ada perang, maka tidak akan ada perang”.
1850: dimulainya konstruksi pada rumah-rumah Manor Metmore di Inggris dan Ferrières di Perancis. Lebih banyak manor (rumah bangsawan) Keluarga Rothschild akan menyusul di seluruh dunia, semua berisi karya-karya seni mereka yang tak ternilai harganya.
Kekayaan Jacob (James) Mayer Rothschild di Perancis dikatakan bernilai 600 juta franc, yang berarti 150 juta franc lebih banyak dari semua bankir di Perancis jika digabungkan sekaligus.
1858: Lionel de Rothdchild (anak pertama dari Nathan Mayer Rothschild dari pernikahannya dengan Hannah Barent Cohent, puteri dari seorang pedagang London yang kaya raya, lahir pada tahun 1808) menjadi orang Yahudi pertama yang menjadi anggota parlemen Inggris.
1865 : Nathaniel de Rothschild (juga anak Nathan Mayer Rothschild) menjadi anggota parlemen untuk Aylesbury di Buckinghamshire.
1868: Pada tanggal 15 November, Jacob (James) Mayer Rothschild meninggal, tidak lama setelah membeli Château Lafite, salah satu dari 4 lahan anggur besar utama di Perancis.
1873: Tambang tembaga Rio Tinto di Spanyol di beli oleh sebuah kelompok pemilik modal asing, termasuk Keluarga Rothschild. Tambang ini adalah sumber tembaga terbesar Eropa.
1886: Bank Rothschild Perancis, de Rothschild Frères memperoleh banyak ladang minyak Rusia dan membentuk perusahaan Caspian and Black Sea Petroleum yang segera menjadi produsen minyak terbesar kedua di dunia.
1897: Keluarga Rothschild mengadakan Konggres Zionis Dunia. Zionisme adalah konspirasi untuk menundukkan seluruh dunia ke sebuah pemerintahan dunia yang dikendalikan oleh Yahudi, dan khususnya, oleh Keluarga Rothschild. Pertemuan pertama diselenggarakan di Basel, Swiss, pada 29 Agustus 1897. Pertemuan ini diketuai oleh seorang Yahudi Ashkenazi, Theodor Herzl. Herzl lalu terpilih sebagai Presiden Organisasi Zionis Dunia yang mengadopsi “Heksagram Merah Rothschild” sebagai bendera zionis yang 51 tahun kemudian menjadi bendera Israel.
Di konferensi ini, Chaim Weizmann, yang nanti menjadi kepalanya, menyatakan:
“Tidak ada orang Yahudi Inggris, Yahudi Perancis, Yahudi Jerman atau Yahudi Amerika. Hanya ada orang Yahudi yang tinggal di Inggris, Perancis, Jerman atau Amerika”.
1903: Pada bulan Agustus, pada Konggres Zionis Dunia ke-6 di Basel, Swiss, diselenggarakan diskusi mengenai tawaran dari Inggris yang menawarkan Uganda sebagai basis negara zionis Yahudi masa depan. Orang-orang Yahudi mengajukan keberatan bahwa mereka menginginkan Palestina.
1905: Sekelompok Rothschild yang didukung oleh orang-orang Yahudi Zionis dipimpin oleh Georgi Apollonovich Gapon berusaha menggulingkan Tsar Rusia di dalam sebuah kudeta komunis. Mereka gagal dan terpaksa kabur dari Rusia hanya untuk diberikan perlindungan di Jerman.
1914: Dimulainya Perang Dunia I. Dalam perang ini, Keluarga Rothschild Jerman meminjamkan uang kepada Jerman, Keluarga Rothschild Inggris meminjamkan uang kepada Inggris dan Keluarga Rothschild Perancis meminjamkan uang kepada Perancis. Lebih jauh lagi, Keluarga Rothschild menguasai kantor berita Eropa, Wolff (didirikan pada tahun 1849) di Jerman, Reuters (didirikan pada tahun 1851) di Inggris dan Havas (didirikan pada tahun 1835) di Perancis, Keluarga Rothschild menggunakan Wolff untuk memanipulasi rakyat Jerman agar bersemangat untuk berperang.
1915: Satu tahun berikutnya, pemerintahan Islam Ottoman Turki digulingkan oleh para sosialis Yahudi Masonis yang dengan menipu menyebut diri mereka “Young Turks (Pemuda Turki)” . Penting untuk dicatat, gerakan Pemuda Turki ini terdiri dari Yahudi keturunan Balkan, seperti Tallat, Enver, Behaeddin Shakir, Jemal dan Nazim.
Akibat revolusi ini, orang yang akan dikenal sebagai Mustafa Kemal Attaturk, seorang Yahudi Kripto Alkoholis, akan menanjak ke kursi diktator Turki. Bahkan beberapa petinggi dalam pemerintahan sekuler Kemal ternyata dipenuhi oleh kalangan Yahudi.
1917: Keluarga Rothschild memerintahkan orang-orang faksi Bolsheviks Yahudi yang mereka kendalikan untuk mengeksekusi Tsar Nicholas II dan seluruh keluarganya. Meski Sang Tsar telah turun tahta pada 2 Maret tahun tersebut. Ini sebagai bentuk untuk memperoleh kendali atas Rusia dan sebagai pembalasan terhadap Tsar Alexander I yang memblokir rencana pemerintahan dunia mereka pada tahun 1815 di Konggres Wina. Dan Tsar Alexander II yang memihak Presiden Abraham Lincoln pada tahun 1864.
Sangat penting bagi mereka untuk membantai seluruh keluarga termasuk wanita dan anak-anak, demi memenuhi janji yang dibuat oleh Nathan Mayer Rothschild pada tahun 1815. Tindakan ini merupakan sebuah pertunjukan kekuatan dan tantangan orang- orang Yahudi kepada seluruh dunia.
1918: Koresponden London Times untuk Rusia, Robert Wilson, memperlihatkan sebuah meja yang menunjukkan struktur etnis 284 Commissar (Kepala Departemen Pemerintahan Rusia, terutama kelompok militer) di pemerintahan Rusia komunis baru. Para Commissar ini termasuk: 2 negro, 13 Rusia, 15 China, 22 Armenia, dan lebih dari 300 orang Yahudi. Di antara orang-orang Yahudi itu, 264 orang telah datang ke Rusia dari Amerika Serikat sejak jatuhnya pemerintahan kekaisaran Rusia.
1919: Seorang Yahudi bernama Karl Liebknecht dan seorang Yahudi Sephardis Rosa Luxemburg terbunuh saat berusaha memimpin kudeta komunis lainnya yang didanai oleh Rothschild juga. Kali ini kudeta itu dilaksanakan di Berlin, Jerman. Pada tahun ini juga, orang-orang Bolsheviks Yahudi yang didanai oleh Rothschild, dalam sejarah, membantai 60 juta orang Kristen dan non-Yahudi. Tidak heran Aleksandr Solzhenitsyn dalam karyanya, Gulag Archipelago, vol. 2, menguatkan bahwa orang-orang Yahudi menciptakan dan mengendalikan sistem perkemahan terpusat Soviet teratas.
Di dalam perkemahan tersebut, 10 juta orang Kristen dan non-Yahudi meninggal. Pada halaman 79 dari buku ini bahkan dia menyebutkan orang-orang yang mengatur perkemahan ini adalah mesin pembunuh terbesar dalam sejarah dunia. Mereka adalah Aron Solts, Yakov Rappoport, Lazar Kogan, Matvei Berman, Genrikh Yagoda, dan Naftaly Frenkel. Keenam- enamnya adalah orang Yahudi.
Pada tahun itu pula, N. M. Rothschild and Sons diberikan peran permanen untuk mengubah harga emas dunia secara harian. Ini terjadi di kantor-kantor City of London, secara harian selama 1.100 jam, di ruangan yang sama, sampai tahun 2004.
1924: Josef Stalin, seorang Georgia, menjadi Premier of Soviet Union. Nama aslinya adalah Djugashvili yang terjemahannya dari bahasa Georgia adalah “Putera Yahudi” . Dalam bahasa Georgia, Shvili berarti “Putera Dari” dan Djuga berarti “Yahudi” . Stalin juga punya 3 isteri dalam hidupnya, yaitu Ekaterina Svanidze, Kadya Allevijah dan Rosa Kaganovich yang semuanya adalah orang Yahudi. Menariknya, Stalin meluluskan hukum selama kepemimpinannya yang membuat siapa pun yang terbukti bersalah atas anti-semit dihukum mati.
1926: N. M. Rothschild and Sons mendanai kembali Underground Electric Railways Company of London Ltd. (Perusahaan Rel Listrik Bawah Tanah London) yang berkepentingan mengendalikan seluruh sistem transportasi bawah tanah London.
1930: Tiga puluh tahun setelah Konggres Zionis Dunia Pertama diadakan di Basel, Swiss, “Bank Dunia” Rothschild pertama yaitu “Bank of International Settlement – BIS (Bank untuk Pembayaran Internasional)” didirikan di tempat yang sama yaitu Basel, Swiss. Bank ini didirikan oleh Charles G. Dawes (utusan Rothschild dan Wakil Presiden di bawah Presiden Calvin Coolidge dari 1925 sampai 1929), Owen D. Young (utusan Rothschild, pendiri RCA – Radio Corporation of America, 1919 dan Ketua General Electric dari 1922 sampai 1939, dan Hjalmar Schacht dari Jerman (pendiri Reichsbank).
BIS disebut oleh para bankir sebagai “Bank sentralnya bank- bank sentral”. Berdasarkan sudut pandang masa kini, mengingat bahwa IMF dan Bank Dunia berurusan dengan pemerintahan- pemerintahan, BIS hanya berurusan dengan bank-bank sentral. Semua pertemuannya diadakan secara rahasia dan melibatkan para bankir sentral dari seluruh dunia. Contohnya adalah mantan Kepala Federal Reserve atau Bank Cadangan Negara, Alan Greenspan, akan pergi ke markas BIS di Basel, Swiss, 10 kali dalam setahun untuk-untuk pertemuan- pertemuan privat tersebut.
"Didirikannya sebuah bank sentral sama dengan 90 %. mengkomuniskan sebuah negara” (Lenin)
THE END
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar