Selasa, 18 Maret 2014

Macam-macam Lafadz Sholawat

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

( ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻼﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺻَﻠُّﻮﺍ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴﻤﺎً ( ) ﺍﻷﺣﺰﺍﺏ56: )

“Sesungguhnya Allah dan malaikatnya bershalawat kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepadanya dan juga ucapkanlah salam. ”
(Qs. Al- Ahzab: 56)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

(( ﺃﻭﻟَﻰ ﺍﻟﻨﺎﺱِ ﺑِﻲْ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﺃﻛﺜﺮُﻫﻢ ﻋﻠﻲَّ ﺻﻼﺓً ))

“Orang yang paling dekat dariku pada hari kiamat adalah yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. At-Tirmidzy, dan dihasankan Syeikh Al-Albany)

Dan diantara keutamaaan dan macam- macam lafadz sholawat yang bersumber dari hadits-hadits shohih berikut artikelnya dan semoga bermanfaat.

KEUTAMAAN SHOLAWAT

ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ : » ﻣَﻦ ﺻﻠَّﻰ ﻋﻠﻲَّ ﺻﻼﺓً
ﻭﺍﺣﺪﺓً ، ﺻَﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋﻠﻴﻪ ﻋَﺸْﺮَ ﺻَﻠَﻮَﺍﺕٍ، ﻭﺣُﻄَّﺖْ ﻋﻨﻪ ﻋَﺸْﺮُ ﺧَﻄﻴﺎﺕٍ ،
ﻭﺭُﻓِﻌَﺖْ ﻟﻪ ﻋَﺸْﺮُﺩَﺭَﺟَﺎﺕٍ « ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻨﺴﺎﺋﻲ ﻭﺃﺣﻤﺪ ﻭﻏﻴﺮﻫﻤﺎ ﻭﻫﻮ ﺣﺪﻳﺚ
ﺻﺤﻴﺢ .

Dari Anas bin malik radhiallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)” [1]

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan anjuran memperbanyak shalawat tersebut[2] , karena ini merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipatganda dari Allah Ta’ala [3] .






Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini :

● Banyak bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan tanda cinta seorang muslim kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam [4] , karena para ulama mengatakan: “Barangsiapa yang mencintai sesuatu maka dia akan sering menyebutnya” [5] .

● Yang dimaksud dengan shalawat di sini adalah shalawat yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits- hadits beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih (yang biasa dibaca oleh kaum muslimin dalam shalat mereka ketika tasyahhud), bukan shalawat-shalawat bid’ah yang diada-adakan oleh orang-orang yang datang belakangan, seperti shalawat nariyah, badriyah, barzanji dan shalawat-shalawat bid’ah lainnya. Karena shalawat adalah ibadah, maka syarat diterimanya harus ikhlas karena Allah Ta’ala semata dan sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam [6] . Juga karena ketika para sahabat radhiyallahu ‘anhuma bertanya kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam;

“(Ya Rasulullah), sungguh kami telah mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, maka bagaimana cara kami mengucapkan shalawat kepadamu?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Ucapkanlah; Ya Allah, berilah shalawat kepada (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga beliau…dst seperti shalawat dalam tasyahhud [7] .

● Makna shalawat kepada nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah meminta kepada Allah Ta’ala agar Dia memuji dan mengagungkan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan akhirat, di dunia dengan memuliakan penyebutan (nama) beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memenangkan agama dan mengokohkan syariat Islam yang beliau bawa. Dan di akhirat dengan melipatgandakan pahala kebaikan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam, memudahkan syafa’at beliau kepada umatnya dan menampakkan keutamaan beliau pada hari kiamat di hadapan seluruh makhluk [8] .

● Makna shalawat dari Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah limpahan rahmat, pengampunan, pujian, kemuliaan dan keberkahan dari-Nya [9] .

Ada juga yang mengartikannya dengan taufik dari Allah Ta’ala untuk mengeluarkan hamba- Nya dari kegelapan (kesesatan) menuju cahaya (petunjuk-Nya), sebagaimana dalam firman-Nya:

{ ﻫُﻮَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻳُﺼَﻠِّﻲ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﻣَﻼﺋِﻜَﺘُﻪُ ﻟِﻴُﺨْﺮِﺟَﻜُﻢْ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻈُّﻠُﻤَﺎﺕِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨُّﻮﺭِ
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﺭَﺣِﻴﻤًﺎ }
“Dialah yang bershalawat kepadamu (wahai manusia) dan malaikat-Nya (dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman” (QS al-Ahzaab:43).
MACAM-MACAM LAFADZ SHOLAWAT

Lafazh bacaan sholawat yang paling ringkas yang sesuai dalil2 yang shahih adalah :

ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﺒِﻴِّﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
"Allahumma shollii wa sallim ‘alaa nabiyyinaa Muhammad"

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi kami Muhammad.[10]

Kemudian terdapat riwayat-riwayat yang Shahih dalam delapan riwayat, yaitu :

1. Dari jalan Ka’ab bin ‘Ujrah

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ
ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ
ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ
ﻣﺠﻴﺪ

“Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid”

Artinya:

“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”. [11]

2. Dari jalan Abu Humaid As Saa’diy

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﺯﻭﺍﺟﻪ ﻭﺫﺭﻳﺘﻪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ
ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ، ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﺯﻭﺍﺟﻪ ﻭﺫﺭﻳﺘﻪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ
ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ، ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim innaka hamiidum majiid

Artinya:

“Ya Allah,berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada isteri-isteri beliau dan keturunannya,sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan isteri-isteri beliau dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim,Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”. [12]

3. Dari jalan Abi Mas’ud Al Anshariy

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ
ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ
ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim ,wa baarik ‘alaa Muhammad wa‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid

Artinya:

“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim atas sekalian alam, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”. [13]

4. Dari jalan Abi Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshariy (jalan kedua)

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻷﻣﻲ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ
ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻷﻣﻲ
ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻚ
ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid

Artinya:

“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad yang ummi dan kepada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.Dan berkahilah Muhammad Nabi yang ummi dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi keluarga Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”. [14]




5. Dari jalan Abi Sa’id Al Khudriy

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻋﺒﺪﻙ ﻭﺭﺳﻮﻟﻚ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ
ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammadin ‘abdika wa rosuulika kamaa shol laita ‘alaa aali ibroohiim, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim

Artinya:

“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad hambaMu dan RasulMu, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim”. [15]

6. Dari jalan seorang laki-laki shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﺯﻭﺍﺟﻪ ﻭﺫﺭﻳﺘﻪ ﻛﻤﺎ
ﺻﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻰ
ﺃﻫﻞ ﺑﻴﺘﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺃﺯﻭﺍﺟﻪ ﻭﺫﺭﻳﺘﻪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻚ
ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shollaita ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid , wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa ahli baitihi wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid

Artinya:

“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan kepada ahli baitnya dan istri-istrinya dan keturunannya, sebagimana Engkau telah memberkahi Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”. [16]

7. Dari jalan Abu Hurairah

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭ ﻋﻠﻰ
ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻭﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻚ
ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shollaita wa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid

Artinya:

“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad,sebagaimana Engkau telah bershalawat dan memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”. [17]

8. Dari jalan Thalhah bin ‘Ubaidullah

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺻﻠﻴﺖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭ
ﻋﻠﻰ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﻭ ﻋﻠﻰ ﺁﻝ
ﻣﺤﻤﺪ ﻛﻤﺎ ﺑﺎﺭﻛﺖ ﻋﻠﻰ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﻭ ﺁﻝ ﺇﺑﺮﺍﻫﻴﻢ ﺇﻧﻚ ﺣﻤﻴﺪ ﻣﺠﻴﺪ

Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shol laita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid

Artinya:

“Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. Dan berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim,sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia”. [18]

Tentang Ucapan ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ Di sunnahkan (sebagian ulama mewajibkannya) mengucapkan shalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap kali menyebut atau disebut nama beliau, yaitu dengan ucapan :
ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ
“Shallallahu ‘alaihi wa sallam”

Riwayat-riwayat yang datang tentang ini banyak sekali, diantaranya dari dua hadits shahih di bawah ini :

1. Dari jalan Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, ia berkata:
“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Orang yang bakhil (kikir/pelit) itu ialah orang yang apabila namaku disebut disisinya, kemudian ia tidak bershalawat kepadaku. [19]

2. Dari Abu Hurairah, ia berkata:
“Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Hina dan rugi serta kecewalah seorang yang disebut namaku disisinya, lalu ia tidak bershalawat kepadaku””. [20]

- SELESAI -
________
Footnote:
[1] SHAHIH. Hadits Riwayat An-Nasa’i (no.
1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban
(no. 904) dan al-Hakim (no. 2018),
dishahihkan oleh Ibnu Hibban rahimahullah,
al-Hakim rahimahullah dan disepakati oleh
adz-Dzahabi, rahimahullah juga oleh Ibnu
hajar rahimahullah dalam “Fathul
Baari” (11/167) dan al-Albani rahimahullah
dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643).
[2] Lihat “Sunan an-Nasa’i” (3/50) dan
“Shahiihut targiib wat tarhiib” (2/134).
[3] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (6/169).
[4] Lihat kitab “Mahabbatur Rasul Shallallahu
‘alaihi wa sallam, bainal ittibaa’
walibtidaa’” (hal. 77).
[5] Lihat kitab “Minhaajus sunnatin
nabawiyyah” (5/393) dan “Raudhatul
muhibbiin” (hal. 264).
[6] Lihat kitab “Fadha-ilush shalaati
wassalaam” (hal. 3-4), tulisan syaikh
Muhammad bin Jamil Zainu.
[7] SHAHIH. Riwayat Bukhari (no. 5996) dan
Muslim (no. 406).
[8] Lihat kitab “Fathul Baari” (11/156).
[9] Lihat kitab “Zaadul masiir” (6/398).
[10] SHAHIH. HR. At-Thabrani melalui dua
isnad, keduanya baik. Lihat Majma’ Az-
Zawaid 10/120 dan Shahih At- Targhib wat
Tarhib 1/273.
[11] SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 6/27, dan
7/156, Muslim 2/16, Abu Dawud no. 976,
977, 978, At Tirmidzi 1/301-302, An Nasa-i
dalam “Sunan” 3/47-58 dan “Amalul Yaum
wal Lailah” no 54, Ibnu Majah no. 904,
Ahmad 4/243-244, Ibnu Hibban dalam
“Shahih” nya no. 900, 1948, 1955, Al Baihaqi
dalam “Sunanul Kubra” 2/148 dan yang
lainnya.
[12] SHAHIH, HR. Bukhari 4/118, 7/157,
Muslim 2/17, Abu Dawud no. 979, An Nasa-i
dalam “Sunan” nya 3/49, Ibnu Majah no.
905, Ahmad dalam “Musnad” nya 5/424,
Baihaqi dalam “Sunanul Kubra” 2/150-151,
Imam Malik dalam “Al Muwaththo’ 1/179 dan
yang lainnya.
[13] SHAHIH, HR Muslim 2/16, Abu Dawud
no. 980, At Tirmidzi 5/37-38, An Nasa-i
dalam “Sunan” nya 3/45, Ahmad 4/118,
5/273-274, Ibnu Hibban dalam “Shahih” nya
no. 1949, 1956, Baihaqi dalam “SUnanul
Kubra” 2/146,dan Imam Malik dalam “AL
Muwaththo’ (1/179-180 Tanwirul Hawalik
Syarah Muwaththo’”.
[14] SHAHIH, HR. Abu Dawud no. 981, An
Nasa-i dalam “Amalul Yaum wal Lailah” no.
94, Ahmad dalam “Musnad” nya 4/119, Ibnu
Hibban dalam “Shahih” nya no. 1950, Baihaqi
dalam “Sunan” nya no 2/146-147, Ibnu
Khuzaimah dalam “Shahih” nya no711,
Daruquthni dalam “Sunan” nya no
1/354-355, Al Hakim dalam “Al Mustadrak”
1/268, dan Ath Thabrany dalam “Mu’jam Al
Kabir” 17/251-252.
[15] SHAHIH, HR Bukhari 6/27, 7/157, An
Nasa-i 3/49, Ibnu Majah no. 903, Baihaqi
2/147, dan Ath Thahawiy dalam “Musykilul
Atsaar” 3/73.
[16] SHAHIH, HR. Ahmad 5/347, Ini adalah
lafazhnya, Ath Thowawiy dalam “Musykilul
Atsaar” 3/74], dishahihkan oleh Al Albani
dalam “Sifaat sahalat Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam”, hal 178-179.
[17] SHAHIH, HR Ath Thowawiy dalam
“Musykilul Atsaar” 3/75, An Nasa-i dalam
“Amalul Yaum wal Lailah” no 47 dari jalan
Dawud bin Qais dari Nu’aim bin Abdullah al
Mujmir dari Abu Hurairah , Ibnul Qayyim
dalam “Jalaa’ul Afhaam Fish Shalati Was
Salaami ‘alaa Khairil Anaam (hal 13) berkata,
“Isnad Hadist ini shahih atas syarat
Syaikhaini (Bukhari dan Muslim), dan
dishahihkan oleh Al Albani dalam “Sifaat
sahalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam”,
hal 181.
[18] SHAHIH, HR. Ahmad 1/162, An Nasa-i
dalam “Sunan: nya 3/48 dan “Amalul Yaum
wal Lailah” no 48, Abu Nu’aim dalam “Al
Hilyah” 4/373,semuanya dari jalan ‘Utsman
bin Mauhab dari Musa bin Thalhah, dari
bapaknya (Thalhah bin ‘Ubaidullah),
dishahihkan oleh Al Albani.
[19] SHAHIH. Dikeluarkan oleh AT Tirmidzi
5/211, Ahmad 1/201 no 1736, An Nasa-i no
55,56 dan 57, Ibnu Hibban 2388, Al Hakim
1/549, dan Ath Thabraniy 3/137 no 2885.
[20] SHAHIH. Dikeluarkan oleh Imam At
Tirmidzi 5/210, dan Al Hakim 1/549. Dan At
Tirmidzi telah menyatakan bahwa hadits ini
Hasan.
Hadits ke dua ini, banyak syawaahidnya dari
jama’ah para shahabat, sebagaimana
disebutkan dalam kitab-kitab; “At Targhib
wat Tarhib” (2/506-510) Imam Al Mundzir,
“Jalaa-ul Afhaam” (hal 229-240) Ibnu
Qayyim, Al Bukhari dalam “Adabul
Mufrad” (no 644, 645), Ibnu Khuzaimah (no
1888), Ibnu Hibban (no 2386 dan 2387 –
Mawaarid).
*
Disalin dari:
• Kitab “Sifat Shalawat dan Salam kepada
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam”, oleh Ust. Abdul Hakim bin Amir
Abdat, Pustaka Imam Syafi’i, dan
• Beberapa tambahan fawaid dari http://
ibnuabbaskendari.wordpress.com/2010/07/23/
keutamaan-membaca-shalawat-kepada-nabi-
shallallahu-‘alaihi-wa-sallam/
Artikel: http://
aslibumiayu.wordpress.com/2012/05/10/
keutamaan-shalawat-dan-8-lafadz-shalawat-
yg-diajarkan-rasulullah/
Disusun dan dipublish ulang oleh: http://
www.sunniysalafiy.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar